SportFEAT.com - Jalani tugas besar pertama di Negeri Jiran, Rexy Mainaky langsung patok target tinggi pada ganda putra nomor satu Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yilk.
Pelatih asal Indonesia, Rexy Mainaky resmi menjalankan tugas perdananya dengan jabatan baru di tubuh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
Rexy Mainaky telah dipercaya untuk menduduki jabatan Direktur Kepelatihan BAM.
Sebelumnya Rexy Mainaky sudah pernah menjadi jajaran pelatih ganda di BAM pada tahun 2005-2006 hingga 2012.
Namun dengan jabatannya kali ini, tugas besar telah menanti mantan ganda putra Indonesia ekaligus pasangan Ricky Subagja itu.
Rexy telah menegaskan bahwa ia kini meminta ganda putra nomor satu Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik untuk konsisten minimal selalu mencapai semifinal di setiap turnamen yang diikuti.
"Semifinal lah paling tidak," kata Rexy Mainaky dikutip Sportfeat dari Bernama.
"Kalau (hanya) perempat final, akan dianggap gagal bagi pemain selevel dengan mereka," ucap Rexy lagi.
Saat ini Aaron Chia/Soh Wooi Yik merupakan ganda putra peringkat tujuh dunia.
Namun secara riil, mereka sebenarnya ada di peringkat 5 dunia karena dua pasangan ganda putra Jepang yang duduk di peringkat 5 dan 6 dunia, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda sudah tak aktif bermain lagi.
Hiroyuki Endo serta Kamura/Sonoda telah pensiun, sedangkan Watanabe saat ini fokus di ganda campuran bersama Arisa Higashino.
Menurut Rexy, mematok semifinal sebagai hasil minimal yang harus dicapai Chia/Soh adalah hal yang sangat wajar bagi mereka.
Terlebih Chia/Soh sudah dikenal sebagai peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.
Hanya saja, performa mereka justru menurun sejak Olimpiade Tokyo 2020.
"Kami harus cari tahu mengapa mereka tidak konsisten. Di level mereka, mereka tidak boleh seperti ini. Bahkan jika memang sudah kebiasaan, tidak seharusnya fase menurunnya terlalu drastis," kata Rexy.
"Kalau boleh kasih contoh, mereka seperti ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, mirip sekali mereka dengan Aaron/Wooi Yik," ucap peraih emas Olimpiade Atlanta 1996 itu.
Meski demikian, inkonsistensi Ahsan/Hendra masih bisa dimaklumi usai Olimpiade Tokyo 2020.
Sebab secara usia dan target, tentu jelas berbeda dengan Chia/Soh yang sekarang masih sangat muda.
Rexy lantas menyoroti bahwa sebagian besar pemain Malaysia belum memiliki mental pemenang.
Sehingga meskipun di latihan baik, hasilnya pada turnamen justru kontras karena kepercayaan diri yang hilang.
"Latihannya harus keras. Bukan untuk menyiksa tapi agar merkea juara dan membentuk pola pikir untuk memahami apa yang harus dilakukan di lapangan," tegas Rexy.
Source | : | Bernama |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |