SportFEAT.com - Penjelasan PBSI terkait alokasi bonus 10 miliar rupiah dari Pemerintah yang tidak untuk tim Thomas Cup saja kini menuai polemik.
Tim Thomas Cup Indonesia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah atas kesuksesan menjadi Juara Thomas Cup 2020 tahun ini.
Penghargaan tersebut akhirnya diberikan melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berupa bonus 10 miliar rupiah.
Indonesia sukses memenangi Thomas Cup 2020 yang digelar di Aarhus, Denmark pada Oktober 2021 lalu setelah menaklukkan sang juara bertahan, China.
Indonesia menang dengan skor 3-0 atas China.
Perjalanan tim Thomas Indonesia di Thomas Cup 2020 kala itu memang sangat luar biasa.
Hendra Setiawan dkk mampu berjuang dari penyisihan grup 'Neraka' berisikan Taiwan dan Thailand hingga bertemu Denmark di semifnal.
Semuanya dilalui tim bulu tangkis Indonesia tanpa pernah menelan kekalahan.
Namun kini, pemberian bonus dari Pemerintah lewat Kemenpora tersebut justru menuai polemik.
Pasalnya, baru-baru ini PBSI mengeluarkan siaran pers berupa penjelasan alokasi bonus Thomas Cup tersebut yang tidak akan hanya diperuntukkan tim Thomas Indonesia yang berjuang kemarin.
PBSI menjelaskan bahwa bonus itu juga akan digunakan untuk uang pembinaan, rekrutmen, pelatihan serta pengembangan bulu tangkis.
Baca Juga: Hasil Piala AFF 2020 - Timnas Indonesia Sukses Tahan Imbang Thailand, tapi Gagal Juara!
"Selain itu, juga ada alokasi untuk kegiatan rekrutment, pelatihan, dan pembinaan pemain agar proses penciptaan para juara di pelatnas Cipayung bisa terus berkelanjutan dan tidak terputus," kata Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna melalui siaran pers Humas PBSI, Selasa (28/12/2021).
Ada setidaknya dua alasan yang membuat isu-isu liar berkembang akibat penjelasan itu.
Pertama, dalam acara penghargaan, tertulis jelas bahwa bonus tersebut untuk tim Thomas Cup Indonesia, hanya saja memang berikutnya diikuti nama PBSI yang tersemat di dalam kurung.
Baca Juga: Persaingan Mulai Sengit Lagi, Herry IP Ungkap Target Utama Ganda Putra Indonesia pada 2022
Meski demikian, berdasarkan laman resmi Kemenpora, tertulis artikel dengan judul "Serahkan Bonus untuk Tim Thomas Cup 2020 kepada PBSI, Menpora Amali Tegaskan Pemerintah Perhatian Terhadap Atlet", yang makin menegaskan pemberian bonus itu untuk siapa.
"Pemerintah, negara benar-benar memperhatikan (atlet), cuma kan tidak bisa grasah-grusuh (mencairkan bonus) karena ini ada aturannya (undang-undang)," kata Zainudin Amali dikutip laman resmi Kemenpora.
Selain itu, pernyataan Zainudin Amali tersebut secara tak langsung juga mengindikasikan bahwa bonus 10 miliar memang diperuntukkan untuk tim Thomas.
Adapun alasan kedua adalah terkait dana pembinaan, pelatihan dan pengembangan di PBSI, yang biasanya sudah ada anggaran tersendiri dari Pemerintah.
Akibatnya muncul isu krisis finansial di PBSI yang memang sudah mencuat sejak bulan lalu ketika mengumumkan Indonesia mundur dari Kejuaraan Dunia 2021, yang mana isu ini sudah berkembang sejak media Malaysia New Straits Times memberitakannya.
Dua hal itulah yang terus dibicarakan kalangan para penggemar bulu tangkis Indonesia yang ramai di jagad dunia maya.
Penjelasan alokasi bonus tim Thomas yang tidak hanya untuk pemain, pelatih dan ofisial tim Thomas, nyatanya ditanggapi dengan beberapa luapan kekecewaan oleh para atlet.
Baca Juga: Raja Bulu Tangkis Malaysia Dirumorkan Ingin Keluar Pelatnas, BAM Tegas Membantah
Sebagian pebulu tangkis tim Thomas Indonesia turut meluapkan kekecewaan melalu media sosial.
"Harus bersyukur walaupun di papannya sudah sangat jelas," tulis Mohammad Ahsan, pemain ganda putra Indonesia peringkat dua dunia.
Bahkan Kevin Sanjaya pun ikut mengunggah ulang unggahan Ahsan tersebut.
Fajar Alfian dan Jonatan Christie juga memberikan sinyal-sinyal kekecewaan kecil melalui komentar dan postingan mereka.
Source | : | Instagram,kompas,Twitter |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |