Baca Juga: India Open 2022 - Ratu Bulu Tangkis India Kandas di Kandang Sendiri, Banyak Tertipu Lawan
Selama tiga tahun balapan di kelas Moto2, Diggia hanya mampu menang satu kali.
Kendati diremehkan soal hal ini, Diggia tak risau.
"Mereka tidak membuat saya panas dingin. Saya sekarang 23 tahun, saya tiba di momen terbaik dalam karier MotoGP saya," kata Diggia dikutip Sportfeat dari GPOne Italia.
Baca Juga: Target Baru Ahsan/Hendra usai Rengkuh Runner-up India Open 2022
Diggia lantas mengungkit nama Fabio Quartararo.
Menurutnya, Fabio Qartararo bisa jadi tolok ukur baru bahwa pembalap yang melempem di kelas menengah justru bisa menjelma jadi rider ganas di kelas premier.
"Sebelumnya ada pembicaraan buruk tentang Fabio Quartararo yang tiba di MotoGP," ucap Diggia.
"Dia juga hanya menang satu kali di Moto2, seperti saya."
Baca Juga: MotoGP Indonesia 2022 Terancam Batal Digelar, Tes MotoGP di Sirkuit Mandalika Bisa Jadi Acuan
"Tetapi sekarang lihatlah, dia adalah juara dunia. Mereka mengatakan ini adalah hal langka"
"Jadi, menurut saya, Anda tidak harus selalu melihat statistik."
"Saya merasa fit secara fisik maupun mental, saya siap," katanya.
Baca Juga: Satu-satunya yang Ganti Nomor Balap, Rookie Gresini Ducati Berharap Tuah Nomor Baru di MotoGP 2022
Fabio Quartaro memang pernah jadi omongan ketika tiba di MotoGP 2019.
Ia banyak diremehkan saat direkrut tim Petronas Yamaha SRT.
Banyak yang bilang Petronas Yamaha akan rugi kala itu.
Namun, pada musim debutnya, Quartararo membungkam keraguan publik dengan menjadi rookie terbaik musim tersebut.
Fabio Quartararo juga sukses menjadi rookie yang bersaing sengit dengan Marc Marquez pada beberapa kesempatan balapan.
Source | : | GPOne Italia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |