"Jika atlet seperti Zii Jia merasa sulit untuk menyelesaikan masalah di negara sendiri, ia bisa membawa perselisihan ini ke CAS," kata Sieh Kok Chi dikutip Sportefat dari The Star.
"Itu pernah terjadi (pada atlet). CAS adalah badan independen yang menengahi maslaah antara klub olahraga, asosiasi, federasi hingga atlet."
"Tetapi proses ini butuh biaya besar," katanya.
Baca Juga: Hengkang dari Pelatnas BAM, Lee Zii Jia Bisa Gabung 'Bimbel' Sang Raja Bulu Tangkis Dunia
Permasalahan antara BAM dengan Lee Zii Jia semakin panas karena BAM juga menghukum Goh Jin Wei.
Tunggal putri peraih emas SEA Games 2017 itu juga ikut dihukum larangan bertanding selama dua tahun.
Padahal, Goh Jin Wei sudah memutuskan mundur dari pelatnas BAM sejak September 2021 dan tidak ada masalah saat itu.
Hanya saja, BAM sekarang ikut menghukumnya karena mengetahui Goh Jin Wei akan comeback sebagai pemain independen di turnamen internasional.
Hukuman ini tentu bisa merugikan kedua belah pihak.
Apalagi kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan segera dimulai tahun depan.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kompatriot Shin Tae-yong Sudi Jadi Pelatih Timnas Malaysia
"Saya berharap ada situasi win-win untuk keduanya dalam kasus ini," kata Kok Chi.
"Sepertinya BAM tidak akan rugi apa-apa, tetapi pemain bisa kehilangan pekerjaan mereka untuk memiliki kehidupan yang baik dan layak."
Dalam klausul kontrak BAM dengan pemain Malaysia, memang ada aturan tak boleh meninggalkan pelatnas tanpa alasan jelas.
Namun menurut Kok Chi, hal ini seharusnya bisa ditinjau kembali sesuai dengan situasi yang dialami atlet.
"Ya saya tahu ada kontrak itu, tapi itu selalu bisa ditinjau kembali," kata Kok Chi.
"Bagaimanapun BAM adalah keluarga, tidak boleh berakhir seperti ini."
"Para pemain juga masih muda dan telah mengabdikan hidupnya untuk olahraga. Masa tak ada solusi untuk menemukan jalan tengahnya?"
Baca Juga: Tak Hanya karena Tertekan, Faktor Pelatih juga Buat Lee Zii Jia Tinggalkan Pelatnas BAM
Lebih lanjut, Kok Chi juga merasa iba dengan situasi Goh Jin Wei yang ikut terseret dalam kasus ini.
"Dia adalah juara dunia junior dua kali, pemenang Youth Olympics dan juara SEA Games. Dia tidak bisa bermain selama dua tahun di bawah BAM karena penyakit perutnya. Apakah dia mendapat kompensasi ketika dia pergi tahun lalu untuk semua kontribusinya?" kata Kok Chi.
"Dia telah pergi dan memutuskan untuk berdiri dengan kedua kakinya."
"Dan sekarang, dia ingin bermain lagi dengan kecepatannya sendiri dan tiba-tiba, dia juga dihukum. Mengapa? Tampaknya tidak adil," pungkasnya.
Source | : | the star |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |