SportFEAT.com - Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir agak kesal menyadari bahwa Ducati akan diperkuat 8 pembalap di MotoGP 2022. Ia merasa persaingan jadi tak adil.
Kehadiran Ducati yang membawa empat tim di MotoGP 2022 dirasa tak adil.
Pendapat tersebut diungkapkan oleh pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir.
Juara Dunia 2020 itu sudah merasa terancam dengan kekuatan Ducati yang bakal didukung satu tim pabrikan dan tiga tim satelit.
Baca Juga: Kata Bos KTM Soal Wildcard Dani Pedrosa di MotoGP 2022
Lebih mengerikannya lagi, Ducati saat ini diklai jadi motor terbaik di grid MotoGP.
Hal itu terbukti dari pencapaian mereka sepanjang musim lalu.
Deretan pembalap Ducati sukes mendominasi balapan.
Termasuk Francesco Bagnaia, Jack Miller hinga dua rookie mereka tahun lalu, Jorge Martin dan Enea Bastianini.
Kini, Ducati akan memiliki tiga tim satelit yakni Pramac Ducati, VR46 dan Gresini Racing.
Motor baru tim Merah Borgo Panigale, Desmosedici GP22 juga diyakini bisa lebih sangar di musim ini.
Joan Mir mengeluhkan tidak adanya pembatasan jumlah tim di kelas utama.
Pembalap asal Spanyol itu merasa, persaingan akan jadi lebih sulit karena didominasi satu merek tim.
Baca Juga: 4 Alasan yang Bikin Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria Dicoret dari Pelatnas PBSI
"Ketika saya melihat potensi dari motor Ducati, sebagai pembalap, saya merasa ini tidak adil," ungkap Joan Mir dikutip Sportfeat dari Motosan.es.
"Delapan motor itu bukan hanya setengah dari starting grid, tapi sudah hampir sepenuhnya," keluh mir.
"Padahal jika kita lihat ada enam motor di bawah satu tim yang sama saja, itu sudah terlihat aneh menurut saya," kata Joan Mir lagi.
Keluhan Joan Mir bukan hanya karena memandang persaingan MotoGP 2022 akan berkutat pada itu-itu saja.
Melainkan juga karena targetnya untuk memperbaiki hasil bersama Suzuki juga jadi semakin sulit.
Baca Juga: Praveen/Melati Didegradasi dari Pelatnas, PB Djarum Langsung Siapkan Program Khusus
Targetnya tahun ini adalah mencoba untuk tampil lebih cepat dan kembali jadi penantang gelar juara dunia.
Tetapi melihat banyaknya motor Ducati yang bertebaran di musim ini, target itu bisa semakin sulit baginya.
"Sesi Kualifikasi sekarang akan jauh lebih sulit bagi kami," kata Mir.
"Sekarang bukan cuma menang saja yang susah, tetapi untuk bisa lolos Q2 pun akan sulit."
"Teknik Overtake (menikung) sudah jadi mimpi buruk bagi kami tahun lalu."
"Saat saya mencoba untuk menyalip Ducati, ban depan saya akan sering mengalami overheat," ucap Mir lagi.
Baca Juga: Begini Kata Pratama Arhan usai Bawa Timnas Indonesia Permalukan Timor Leste
Ducati melebarkan sayap hingga membentuk empat tim di MotoGP 2022 bukan tanpa alasan.
Pabrikan Italia itu sangat ambisius untuk memecah kebuntuan meraih gelar juara dunia pembalap.
Tahun 2017-2019, Ducati sudah hampir meraihnya lewat Andrea Dovizioso.
Tetapi selalu gagal tiga tahun beruntun dan harus puas jadi runner-up gara-gara Marc Marquez.
Di tahun 2020, ketika Marquez absen lama, Ducati masih apes.
Andrea Dovizioso yang digadang-gadang mampu juara justru menurun akibat pengenalan ban jenis baru dari Michelin
Terakhir kali Ducati mampu juara dunia pembalap terjadi pada 2007, melalui Casey Stoner.
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |