Banyak hal yang seperti harus ia uji pada saat latihan bebas hingga kualifikasi.
"Saya di sini bukan untuk sebagai pembalap penguji, tapi untuk menang," kritik Bagnaia.
Kritikan itu telah didengar Direktur Tim Ducati, Paolo Ciabatti.
Ciabatti pun tidak menyangkalnya, dan justru mengakui bahwa Desmosedici GP22 memang perlu banyak dievaluasi.
Selain memprotes kinerja di tim pabrikan Ducati, rupanya Bagnaia juga merasa iri dengan apa yang ia lihat di garasi Enea Bastianini.
Enea Bastianini adalah pembalap tim satelit Gresini Ducati yang berhasil juara MotoGP Qatar 2022.
Penampilannya dengan Desmosedici GP21 yang diperbarui sangat mengesankan.
Tetapi Bagnaia merasa apa yang terjadi di paddock Bastianini begitu berbeda dengan dirinya.
Bagnaia membandingkan bahwa Bastianini sudah sempat latihan dengan motornya.
Bahkan perubahan penting juga dijelaskan oleh para kru mekanik Bastianini di garasi Gresini.
Hal tersebut diungkap David Noyes, salah satu pengamat kondang MotoGP.
"Bagnaia mengeluh bahwa dia tidak ada sesi latihan dengan motor yang sama (seperti Bastianini)," ucap David Noyes dikutip Sportfeat dari Motosan.es.
"Dia mengatakan bahwa setiap kali menjajal motor, pasti ada perubahan penting."
"Dia iri dengan apa yang terjadi di garasi Gresini karena Bastianini bisa pergi ke sana dengan riang gembira, naik motornya dan semuanya sudah siap."
"Sementara para teknisi Bastinini menjelaskan padanya apa yang harus ia perhatikan dengan perubahan elektronik motornya," kata Noyes lagi.
Di sisi lain Noyes juga berkomentar bahwa apa yang dilakukan Ducati dengan pengembangan Desmosedici GP mereka kemungkinan terlalu masif.
Perlu diketahui, Ducati gagal total di seri Qatar kemarin.
Selain Bagnaia crash, Jack Miller juga gagal finis akibat masalah elektronik pada motornya sehingga harus kembali ke pit lebih awal.
"Bagi saya, Ducati telah melakukan persis apa yang dilakukan Yamaha," kata Noyes.
"Maksud saya, ada pepatah yang mengatakan 'Jika tidak rusak, jangan diperbaiki'," begitu kan."
"Nah Ducati terus berupaya mencari tenaga besar pada motornya, performa yang lebih baik, tapi dengan komplikasi kecanggihan sistem suspensi."
"Mungkin masalah yang dimiliki Ducati, adalah ada begitu banyak pengaturan elektronik, mereka mencoba memasukkan 'gadget' ke dalam elektronik mereka," tukas Noyes.
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |