SportFEAT.com - Francesco Bagnaia menegaskan masih ingin bertahan di Ducati lebih lama meski sempat melontarkan kritik keras.
Francesco Bagnaia sempat mengkritik Ducati usai gelaran MotoGP Qatar 2022 pekan lalu.
Kritikan Francesco Bagnaia terhadap tim pabrikan Italia itu tidak lepas dari performanya yang jauh dari kata mengesankan.
Bagnaia sendiri gagal menuntaskan balapan akibat crash.
Namun sejak sesi latihan bebas hingga kualifikasi, penampilan Bagnaia sudah terindikasi kurang greget.
Pembalap 24 tahun itu lantas mengungka bahwa sepanjang akhir pekan di Qatar, ia merasa justru dimanfaatkan seperti pembalap penguji.
Bagnaia mengkritik Ducati karena membuatnya mencoba terlalu banyak hal teknis.
Imbasnya dia tidak bisa fokus pada performanya sendiri untuk persiapan balapa.
Ducati sendiri melalui Direktur Tim Paolo Ciabatti sudah minta maaf.
Baca Juga: Protes ke Ducati, Francesco Bagnaia Cemburu Ada Perbedaan Perlakuan di Paddock Enea Bastianini
Ciabatti berjanji akan melakukan penekatan kinerja di tim mereka dengan cara berbeda.
Di samping itu, Desmosedici GP22 juga mulai dipandang masih banyak memiliki kekurangan.
Mendengar kisruh internal di Ducati ini, Bagnaia mulai diduga bisa saja tak betah bersama tim Merah Borgo Panigale.
Baca Juga: Adik Valentino Rossi Merasa MotoGP Qatar 2022 Adalah Momen Terburuk dalam Kariernya
Namun kontraknya baru saja diperpanjang hingga 2024.
Untuk itu Bagnaia lantas angkat bicara.
Dia bilang bahwa kritikan tersebut tidak berarti dia ingin pergi dari Ducati.
"Saya sangat senang saya akan bertahan di sini 2 tahun lagi," ungkap Francesco Bagnaia dikutip Sportfeat dari Motorsport Total.
"Jika memungkinkan, saya ingin tinggal lebih lama bersama Ducati di sisa karier saya," kata Bagnaia.
Baca Juga: Dipuji Balapan Cerdas oleh Bos Honda, Marc Marquez Diduga Masih Sembunyikan Rasa Sakit
Bagnaia menambahkan bahwa sejauh ini Ducati tidak memberikan tekanan kepadanya terutama tentang merebut gelar juara dunia.
Ducati memang masih sangat berambisi merengkuh gelar juara dunia pembalap.
Maklum, kali terakhir si Merah Borgo Panigale merebut titel tersebut adalah pada 2007 silam lewat Casey Stoner.
Baca Juga: German Open 2022 - Bulu Tangkis China is Back! 8 Wakil Negeri Tirai Bambu Mentas di Semifinal!
"Ducati tidak menempatkan saya di bawah tekanan," ujar Bagnaia.
"Saya lah yang memberi tekanan pada diri saya sendiri untuk menjadi lebih kuat dan cepat."
"Ducati selalu terlihat bagus tapi memang terakhir kali kita juara dunia adalah pada 2007," ungkapnya.
Baca Juga: MotoGP Indonesia 2022 - Marc Marquez Sebut Sirkuit Mandalika Simpel, tapi Ada Tantangannya
"Saya tetap merasa Ducati adalah motor terbaik."
"Saya belum pernah mengendarai Yamaha, Honda, Suzuki atau KTM, tapi bagi saya Ducati adalah motor terbaik."
"Namun memang saya tidak bisa bilang aoakah itu yang terbaik di lapangan," tukas Bagnaia.
Source | : | Motorsport Total |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |