Di Suzuki, Suppo memliki banyak tugas yang harus ia selesaikan.
“Semua orang mengerti bahwa hal terbaik untuk semua orang adalah memulihkan angka itu,” ungkap Livio Suppo dilansir Sportfeat dari laman Motosan.
Suppo selalu menganggap jika posisi manajer tim adalah salah satu posisi krusial pada tim MotoGP.
Baca Juga: Mantan Rival Valentino Rossi Ramal Ducati Bakal Kesulitan di MotoGP Indonesia 2022
Namun, Suppo merasa bersyukur saat ia ditunjuk sebagai manajer tim Suzuki pada tahun ini.
Baginya, Suppo dan tim akan lebih mengalami kesulitan untuk menjalani MotoGP 2021.
“Jika panggilan dari Suzuki terjadi pada musim lalu, saya tidak berpikir itu akan sama datang ke tim segera setelah Davide pergi.”
“Itu akan lebih sulit bagi tim dan bagi saya,” imbuh Suppo.
Davide dan Suppo jelas memiliki cara kepemimpinan yang berbeda, meski begitu Suppo selalu memuji hasil karya Davide selama memimpin Suzuki.
“Davide melakukan pekerjaan yang baik di Suzuki, tim sangat terorganisir dengan baik.”
“Walaupun akan berbeda dengan saya, tahun ini semua orang memulai dengan lebih banyak kompetisi,” imbuh Suppo.
Di tengah ketatnya persaingan MotoGP 2022, Suppo memiliki tugas berat untuk mengangkat kekuatan mental pembalapnya dalam menangani tekanan.
“MotoGP saat ini sangat kompetitif, dengan banyak pembalap dan motor yang bisa memenangkan balapan.”
“Saya pikir pembalap harus memliki kekuatan mental yang hebat untuk menangani tekanan itu,” pungkas Livio Suppo.
Sebelumnya, Livio Suppo sempat berada 11 musim bersama Ducati dan 8 musim bersama Honda.
Bersama Ducati ia berhasil merayu Casey Stoner untuk pindah tim dari LCR Honda menuju ke Ducati pada tahun 2007.
Setelah hijrah ke Repsol Honda pada tahun 2010, Casey Stoner kembali berhasil ia rayu untuk memperkuat tim Repsol Honda.
Livio Suppo juga mejadi sosok penting yang menggaet Marc Marquez di MotoGP.
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |