SportFEAT.com - Skema konsep tempur yang efisien dan ramping jadi solusi persiapan Indonesia menuju SEA Games 2021 Vietnam, yang berimbas pada pengurangan jumlah kontingen akibat kurangnya anggaran.
Telah disepakati bahwa persiapan Indonesia menuju SEA Games 2021 Vietnam akan menggunakan skema ramping dan efisien.
SEA Games 2021 rencananya bergulir pada 12-24 Mei 2022, di Vietnam.
Skema tersebut diklaim jadi skema terbaik tim Indonesia dalam menyiasati keterbatasan anggaran pemerintah.
Sebagaimana dilansir Sportfeat dari pers rilis NOC, skema tersebut akan berimbas pada pengurangan jumlah kontingen Indonesia.
Termasuk diantaranya tim ofisial seperti dokter, masseur atau mekanik.
"Kami perlu mengurangi jumlah kontingen," ucap Sekretaris Jenderal NOC, Ferry Kono, Selasa (22/3/2022).
"Mengingat konsep yang diterapkan di SEA Games 2021 ini konsep tempur, bukan latihan."
"Kami menggunakan skema ramping dan efisien," tukasnya.
Skema ramping dan efisien tersebut membuat kuota pelatih hingga tenaga pendukung bakal dikurangi.
Keterbatasan anggaran pemerintah sebagai penyebabnya.
Penundaan SEA Games ke-31 yang seharusnya bergulir pada tahun lalu, dilaporkan telah mempengaruhi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) 2022 Kemenpora.
Tahun ini, Asian Games 2022 yang lebih diprioritaskan.
Apalagi Komisi X DPR RI telah menyetujui pagu definitif Kemenpora RI Tahun Anggaran 2022 sejak September 2021, yang memprioritaskan ajang multievent empat tahunan se-Asia di Hangzhou, China tersebut.
Dengan memangkas kuota pelatih dan ofisial, hal ini berpotensi membuat yang bersangkutan akan bekerja rangkap.
Namun hal ini masih akan dibahas dalam rapat selanjutnya.
Baca Juga: Swiss Open 2022 - Eks Pelatnas Bocorkan Satu Hal yang Harus Diperbaiki Praveen/Melati
"Jadi tidak semua pelatih berangkat, begitu juga apabila cabor mau mengikutsertakan tim dokter atau masseur khusus," ucap Ferry.
"Kami akan lihat apakah mereka mau membantu cabor lain."
"Termasuk mekanik, misalnya cabor balap sepeda, apakah mereka juga mau membantu teknis di cabor lain, seperti sepeda yang akan digunakan atlet triathlon,” kata Ferry.
Sementara untuk atlet dan cabor, Ferry menjelaskan NOC Indonesia telah mengirimkan rekomendasi kepada Kemenpora.
Rekomendasi tersebut merupakan keputusan Komite Eksekutif yang diambil berdasarkan hasil analisis dari Komisi Sport and Development (KSD) usai melakukan review dengan pengurus cabang olahraga (cabor) pada pertengahan Maret.
"Rekomendasi yang kami kirimkan sudah memenuhi parameter yang ditentukan, yakni cabor DBON dan non-DBON, yang memiliki peluang perolehan medali, baik emas, perak, dan perunggu serta potensi atlet junior,” kata Ferry.
Dalam waktu dekat, Ferry berharap NOC Indonesia dan Kemenpora dapat duduk bersama untuk membahas rekomendasi tersebut.
Sehingga nantinya keputusan ini dapat menjadi acuan pengisian entry-by-name kontingen.
Panitia Penyelenggara SEA Games Vietnam sendiri menetapkan batas akhir entry-by-name pada 31 Maret.
Baca Juga: Reaksi Alex Espargaro Jadi Saksi Mata Insiden Mengerikan yang Diali Marc Marque: Seperti Boneka!
"Keputusannya tentu tidak bisa memuaskan semua pihak, tetapi kami membuka opsi terhadap cabor yang mampu dibiayai mandiri oleh Nasional Federation, tentunya dengan parameter khusus."
"Jadi walau biaya mandiri, mereka tetap perlu memastikan atlet yang mampu bersaing dan jadi tolak ukur pembinaan,” ujar Ferry.
SEA Games 2021 Vietnam akan mempertandingkan 40 cabor dengan 526 event.
Source | : | NOC |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |