Baca Juga: 3 Nama yang Berpotensi Jadi Pengganti Marc Marquez di Repsol Honda Jika Kian Meredup
Balapan yang sejatinya jadi seri back-to-back Asia itu justru menghadirkan kerugian besar bagi Sirkuit Sepang akibat kehilangan banyak penonton.
“Kami tidak ingin mengalami efek sama seperti Formula 1.”
“Saat itu kami menyelenggarakan back to back dengan Singapura, dan hasilnya kami kehilangan banyak penonton,” imbuh Azhan.
Di sisi lain, menurut Azhan, Sirkuit Sepang Malaysia bisa meraup keuntungan lebih besar dengan jadwal menggelar MotoGP di seri-seri penutup.
Pasalnya di akhir musim, para pembalap sedang ketat-ketatnya meraih poin untuk mencapai klasemen terbaik di akhir musim.
Yang mana hal itu semakin menggugah animo para penggemar MotoGP untuk menyaksikan jagoan mereka balapan secara langsung.
Baca Juga: Swiss Open 2022 - Usai Buat Kejutan, Rehan/Lisa Kembali Menantang Unggulan: Kami Ingin Main Lepas
“Kami menggelar balapan pada putaran terakhir sebelum Valencia karena biasanya kejuaraan ditentukan antara seri penutup atau satu putaran sebelumnya.”
“Dengan alasan itu akan lebih banyak orang yang datang untuk melihat kejuaraan,” ungkap Shaf dilansir Sportfeat dari Motorsport.
Sementara itu, munculnya sirkuit-sirkuit baru di Asia Tenggara, termasuk Mandalika, diakui Azhan membuat Sirkuit Sepang kini mempunyai tugas rumah dan lebih dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berbeda.
“Di Asia sekarang ada Mandalika, ada Buriram, jadi kami harus membuat sesuatu yang berbeda.”
“Kami dalam posisi bagus memberikan hal itu kepada fan,” pungkasnya.
Source | : | Motorsport |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nestri Yuniardi |