Jonatan Christie tak mau melakukan kesalahan seperti yang dilakukan rekan senegaranya itu.
“Awalnya strateginya kurang lebih sama dengan kemarin saat melawan Srikanth,” ujar Jonatan dilansir Sportfeat dari PBSI.
Baca Juga: Ketularan Indonesia, Arab Saudi Berhasrat Jadi Tuan Rumah MotoGP 2024
“Saya mencoba menjauhkan bola dari jangkauannya dulu, ketika ada kesempatan menyerang, baru menyerang.”
“Saya belajar dari Ginting kemarin, ketika menyerang terus, malah dia nyaman mainnya,” pungkas Jojo.
Dan yang ditakutkan Jonatan benar terjadi.
Pada akhir-akhir gim kedua, ia membuat pecinta bulu tangkis Tanah Air sedikit tegang karena perolehan poin Jojo yang sempat hampir terkejar saat poin di angka 20-16.
Baca Juga: Rekap Swiss Open 2022 - Jonatan dan Fajar/Rian Gemilang, Indonesia Juara Umum!
Jojo sempat mengakui bahwa ia sempat tergesa-gesa ingin cepat menyelesaikan pertandingan.
Untungnya Jojo mampu kembali fokus dan memenangkan gim kedua.
“Tadi di poin terakhir saya ingin cepat menyelesaikan.”
“Mainnya jadi total menyerang ternyata balik terus dan malah mati sendiri dua kali.”
“Setelah itu saya coba balik ke pola saya. Saat dia servis saya coba membaikan dengan bola yang mengagetkan dan berhasil,” pungkasnya.
Kemenangan ini juga menjadi pembuka gelar puasa tunggal putra Indonesia di ajang Swiss Open.
Terakhir kali pasukan tunggal putra Indonesia membawa pulang piala Swiss Open pada 20 tahun yang lalu.
Pada tahun 2002 Marleve Mainaky menjuarai Swiss Open 2002 usai menjungkalkan wakil Malaysia James Chua.
Source | : | PBSI |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |