“Cedera ini (diplopia) tidak seperti patah tulang yang bisa diperbaiki secara mekanis," Huewen dilansir Sportfeat dari Crash.net.
Baca Juga: Alasan Valentino Rossi Sudah Tidak Mau Memegang Motor MotoGP Lagi
"Cedera mata bagi saya sepenuhnya non medis, sedikit seperti cedera otak."
"Itu adalah sesuatu yang tidak dapat anda lakukan apa-apa. Ini adalah apa adanya dan anda harus mengatasi apa pun kondisinya.”
Dengan seringnya Marquez keluar masuk ruang operasi, Huewen berpendapat jika pecinta MotoGP mungkin tidak akan pernah melihat aksi hebat Marquez sebelum bergulat dengan cederanya.
"Setiap kali dia jatuh, dan setiap kali dia pulih dari ini sekarang dia akan secara tidak sadar gugup dari semua yang biasa dia lakukan secara alami.”
Baca Juga: Alasan Flandy Limpele Tolak Malaysia dan Lebih Pilih Pulang ke PBSI: Demi Ganda Campuran Indonesia
”Ini akan memiliki efek majemuk pada performa kedepannya dan kesejahteraan mentalnya,” imbuh pria berusia 65 tahun itu.
“Sayangnya, bagi saya sepertinya, karena cedera, Marc Marquez mendekati akhir karir yang sepertinya memiliki cara yang adil untuk berlari."
"Kami tahu gayanya adalah menyelamatkan yang tidak dapat diselamatkan dan yang tidak dia lakukan bisa berubah menjadi crash yang cukup besar."
“Saya sangat prihatin bahwa kami tidak melakukan cukup banyak tentang cedera kepala dan gegar otak di MotoGP. Ini adalah subjek yang sulit karena sulit untuk mendiagnosis setiap individu dengan benar."
Baca Juga: Flandy Limpele Dikenal sebagai Pelatih Disiplin, Tugas Besar Siap Menanti usai Gabung ke PBSI
Mantan pembalap asal Inggris itu menyebut jika Marc Marquez tak kunjung sembuh dari diplopia tidak kecil kemungkinan jika Marc Marquez bisa mengakhiri karirnya sebentar lagi.
"Dalam kasus Marquez, dia mengalami benturan keras di kepalanya dan itu menyebabkan cedera mata lagi.”
"Berapa lama dia bisa terus melakukannya? Tidak lebih lama, menurut saya."
Baca Juga: Ganda Putra Unggulan Malaysia Curhat usai Dikalahkan Fajar/Rian di Final Swiss Open 2022
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nestri Yuniardi |