Baca Juga: Thomas Cup 2022 - Malaysia Mulai Was-was, Lee Zii Jia Tidak Sudah Terlihat di Pemusatan Latihan
"Kalau kita melihat dari ranking dan hasil pertandingan yang selama ini diikuti memang saat ini kekuatan untuk putri Asia cukup ketat," ungkap Susy.
"Selain China, Jepang, dan Korea Selatan, ada juga China Taipei, Thailand, India, dan ada beberapa pemain dari Hong Kong, Singapura, dan Malaysia."
Indonesia sendiri terakhir kali meraih medali emas untuk nomor tunggal putri adalah sembilan tahun lalu tepatnya pada SEA Games 2013 Myanmar.
Saat itu, Bellaetrix Manuputty berhasil mengalahkan wakil Thailand Busanan Ongbamrungphan (9-21, 21-13, 21-13).
Menurut Susy, ada hal yang membuat sektor putri sulit bersaing dengan negara lain.
Susy menyebut regenerasi pemain yang tak berjalan mulus menjadi biang keladi sektor tunggal putri minim prestasi.
"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya," ujar Susy Susanti.
Baca Juga: SEA Games 2021 - Ganda Putra Ranking 24 Dunia asal Indonesia Ini Ngarep Gondol 2 Medali Emas
"Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra.
"Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan."
Namun demikian, peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona itu percaya bahwa sektor putri akan segera bangkit.
Dua pemain yang menjadi sorotan Susy Susanti adalah Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.
"Gregoria Mariska masih menjadi salah satu pemain unggulan kita. Tetapi ada juga Putri KW (Kusuma Wardani) yang mulai menunjukkan prestasinya," pungkas Susy.
Source | : | NOCIndonesia.id |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |