Mulanya banyak yang mengira dia mengalami luka bakar lalu mendinginkanya dengan kerikil yang basah.
Atau mungkin Bagnaia diduga meyakini takhayul.
Namun ternyata ada alasan tersendiri mengapa ia nekat membawa kerikil ke paddock.
Bagnaia mengklaim bahwa ukuran gravel atau kerikil di sekitar sirkuit terlalu besar dan tidak sesuai standar.
Imbasnya, motor Desmosedici GP22 miliknya rusak berat akibat terseret di area gravel saat kecelakaan.
"Untuk jenis kecelakaan yang kami alami (tidak terlalu fatal), motornya terlalu hancur," kata Francesco Bagnaia dikutip Sportfeat dari Crash.
"Kerikilnya terlalu besar dan tidak kecil-kecil mulus seperti kerikil standar yang seharusnya kami miliki di sekitar trek."
"Ini adalah sesuatu yang harus kita bicarakan dengan Komisi Keselamatan, demi keselamatan pembalap dan motor juga," ucap murid Valentino Rossi itu.
Baca Juga: Rumor Fabio Quartararo ke Suzuki Memanas, Alex Rins Pasang Komentar Defensif
Bagnaia nekat membawa sekepal kerikil ke paddock untuk ditunjukkan kepada Manajer Timnya, Davide Tardozzi.
Dia berharap hal itu bisa menjadi bukti keluhannya tentang kerikil yang tidak sesuai standar.
"Ada 3 trek yang kerikilnya seperti ini: Jerez, Mandalika dan di sini," tukas Bagnaia.
"Kami sudah mengeluh tahun lalu ketika Martin jatuh di sini. Setiap kecelakaan di trek ini, ketika sampai ke area gravel, anda bisa berguling cukup lama. Ini bisa melukai pembalap."
"ini tidak begitu aman, Jack pun mengatakan hal yang sama," tegas Bagnaia.
Bagnaia dan Miller sendiri mengakhiri FP2 MotoGP Portugal 2022 di urutan kesembilan dan ke-10.
Meski masih mengamankan posisi 10 besar, Ducati tidak bisa bernapas lega karena masih kalah saing dengan Repsol Honda yang berhasil menguasai FP1 dan FP2.
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |