Juara dunia bertahan itu sangat yakin bahwa kekurangan terbesar dari M1 Yamaha adalah tidak adanya power.
"Bagi saya, dengan cara saya mengendarai Yamaha, dan saya punya banyak pengalaman di atas motor itu, masalah terbesarnya bukan grip, tetapi adalah power (tenaga)," kata Fabio Quartararo tegas, dikutip Sportfeat dari Crash.
"Jelas kekurangannya adalah power, Dan jika Anda bertanya kepada saya 20 kali, maka saya tetap akan menjawab seperti itu."
"Karena di Austin kemarin, kami bahkan kehilangan sampai 2 detik di trek lurus."
"Di beberapa trek bahkan di gigi kedua atau ketiga, saya berharap ada banyak tenaga, tapi ternyata tidak ada lagi."
"Benar kecepatan memang juga dibutuhkan, tapi menurut saya, power tetap jadi masalah utama dari mesinnya," jelas Quartararo.
Pembalap 22 tahun tersebut sangat menuntut Yamaha agar bisa memenuhi kebutuhannya soal M1.
Sayangnya, sampai detik ini Quartararo masih harus mengatasi kelemahan M1 dengan gaya balapnya yang unik. Yang membuatnya jadi satu-satunya rider Yamaha yang tampil sedikit lebih baik di musim ini.
"Semua pembalap Yamaha meminta power. Benar memang Dovizioso mengeluhkan kurangnya grip, tapi bagi saya masalah utamanya adalah power."
"Dalam balapan, apa yang hilang dari kekuatan kami adalah tidak bisa lagi menyalip," tukas Quartararo.
Masalah M1 Yamaha yang semakin kompleks dan membuat Fabio Quartararo kesulitan bersaing di MotoGP 2022 bisa jadi masalah besar bagi tim pabrikan Iwata.
Jika tak segera mengatasi kelemahan motor mereka, Yamaha bisa jadi bakal benar-benar kehilangan Fabio Quartararo.
Fabio Quartararo sendiri sudah memiliki deadline untuk memutuskan akan bertahan atau tidak di Yamaha sampai jeda musim panas, sekitar bulan Juni 2022.
Pembalap berjulukan El Diablo itu kabarnya dilirik oleh tim lain dan sudah disodori tawaran kontrak.
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |