Terakhir, Malaysia harus tersingkir di babak semifinal Thomas Cup 2022 usai takluk dari India yang merupakan tim Underdog.
Melihat situasi bobroknya BAM membuat legenda tunggal putra Malaysia Lee Chong Wei geram.
Mantan tunggal putra nomor satu dunia itu melihat jika BAM masih kurang memberi jam terbang ke pemain mudanya.
Alhasil tunggal putra muda Malaysia tak tampil mengesankan bahkan di level rendah seperti Austria Open 2022 dan Italian International.
"Saya tidak bisa berkata banyak karena saya tidak berada di dalam BAM. Saya tidak begitu tahu apa yang sedang terjadi," buka Lee Chong Wei dikutip Sportfeat dari NST.
“Namun, dari luar, saya tidak melihat kepercayaan diri. Pemain seperti Ng Tze Yong dan Leong Jun Hao bisa bermain, tetapi mereka tidak terlihat percaya diri sama sekali.
“Mungkin pelatih perlu melihat ini. Apa yang salah? Mungkinkah itu program pelatihan? Saya tidak berpikir satu program cocok untuk semua orang," lanjut Lee Chong Wei.
Pria berusia 39 tahun itu menilai gagal bersinarnya tunggal putra Malaysia kurangnya komunikas antara atlet dan pelatih.
Baca Juga: Jadwal Turnamen Indonesia Masters 2022 - Apriyani/Fadia Langsung Menyandang Status Unggulan
Kini Lee Chong Wei mendesak BAM harus bergerak cepat agar tidak tertinggal lebih jauh dari negara rival.
Ditambah ajang Olimpiade Paris 2024 sudah semakin dekat.
"Dulu ketika saya masih bermain, tidak masalah apakah Hendrawan, Tey Seu Bock atau bahkan Rashid (Sidek) yang melatih, kami tahu persis apa yang perlu dilakukan," ujar Lee Chong Wei lagi.
“Terdapat komunikasi yang baik, dan setiap orang memiliki programnya masing-masing."
“Tentu saja masih ada waktu bagi BAM untuk membalikkan keadaan, tetapi mereka perlu menemukan solusi dengan cepat."
"Pelatih dan pemain harus berkomunikasi dan mencari tahu apa yang mengganggu mereka."
"Jika itu ada hubungannya dengan program latihan mereka, maka campurlah. Pemain juga harus nyaman keluar. Itu harus bekerja dua arah," jelas peraih medali perak Olimpiade tiga kali itu.
Source | : | Nst.com.my |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |