Kekalahan tersebut sekaligus menggagalkan misi Pearly/Thinaah untuk tampil perdana di final turnamen series 500.
Pencapaian terbaik Pearly/Thinaah adalah menjuarai Swiss Open 2021, Maret tahun lalu yang berlevel series 300.
"Secara keseluruhan, kami melakukannya dengan baik di Indonesia Masters," kata Thinaah, dilansir SportFeat dari NST.
"Tetapi kami tidak sepenuhnya puas dengan penampilan kami karena kami tahu kami bisa melakukannya dengan lebih baik."
Hasil minor di Indonesia Masters 2022 menjadi pelecut semangat, ganda putri ranking sepuluh dunia tersebut bangkit di Indonesia Open 2022.
Namun demikian, ambisinya bangkit itu terancam gagal karena satu hal yakni atmosfer penonton Istora Senayan.
Pearly/Thinaah mengakui bahwa gemuruh penonton di Istora Senayan sangat liar dan membuat setiap lawan yang bertanding terintimidasi.
"Kami ingin bangkit lebih kuat dan menghasilkan performa yang lebih baik di Indonesia Open," tutur Thinaah.
Baca Juga: Alasan Apriyani/Fadia Tetap Bersyukur Meski Ambyar di Final Indonesia Masters 2022
"Namun harus saya akui, saya belum pernah mengalami suasana seperti Istora Senayan sebelumnya
"Kerumunan itu benar-benar liar, sangat menakutkan," lanjut pemain 24 tahun itu.
"Saya belum pernah menghadapi kerumunan yang begitu energik sebelumnya dalam hidup say," pungkas Thinaah.
Kendati menilai suporter Indonesia sangat menakutkan, Pearly/Thinaah menyebut mereka memiliki sisi positif.
Pasangan Malaysia ini mengaku sempat diberi semangat sebelum bertanding yang mana ini menambah motivasi untuk tampil maksimal.
"Fans tidak buruk, tentu saja mereka akan berada di belakang pemain mereka," ucap Thina (sapaan akrab Thinaah, red).
"Tapi mereka menyemangati kami sepanjang minggu di pertandingan kami sebelumnya, dan itu banyak membantu kami.
"Untuk itu, kami berterima kasih,” pungkas dia.
Source | : | NST.com.my |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |