"Kalau dia pindah ke tim pabrikan, saya yakin dia bisa mengatasi (tekanannya),'' ungkap Alberto Giribuola (18/7/2022).
"Hal terpenting adalah dia adalah pembalap yang memperhatikan bagaimana orang-orang di sekitarnya bekerja menuju tujuan yang sama."
"Kami banyak tertawa, bekerja dengan santai. Ini membantunya untuk menikmati balapan sehingga tidak tampak seperti pekerjaan, tapi dia bisa menikmatinya bersama teman-temannya.
"Saya pikir itu yang membuat perbedaan besar tentang dia," kata pria yang akrab disapa Albi itu.
Baca Juga: Meski Alex Rins Resmi ke LCR Honda, Susunan Pembalap MotoGP 2023 Masih Saja Diselimuti Misteri
Giribuola juga menegaskan bahwa Enea Bastianini bukanlah pembalap mudah tertekan.
Sebaliknya, mantan kepala kru Andrea Dovizioso itu menyebut pembalap 24 tahun itu bermental baja.
Selain itu skill Bastianini yang mampu mendorong kemampuan motornya sampai mencapai batas, menjadi keunggulan tersendiri.
"Saya kira lingkungan di paddock menjadi bagian dari kesuksesan. Tekanan itu selalu menjadi bagian hidup seorang pembalap. Tapi saya merasa Enea tidak merasakan tekanan apapun," kata Giribuola.
"Enea bisa memaksimalkan kemampuan motornya hingga batas, kepercayaan dirinya ada di area depan."
"Khususnya momen akhir ketika melintasi tikungan, hebat sekali. Dia bisa memperbaiki gap waktu di titik itu karena dia datang di tikungan dengan sangat cepat, tapi masih mampu berada di jalur tengah tikungan dengan sangat baik."
"Itu adalah sesuatu yang sangat spesial," kata Giribuola.
Baca Juga: Alex Rins Resmi ke LCR Honda, Rela Turun Pangkat karena Alasan Ini
Terlepasd dari kemana Enea Bastianini terpilih, apakah Ducati atau pindah ke Pramac, yang jelas ia dan Jorge Martin akan mendapatkan fasilitas yang sama.
Dari gaji, motor pabrikan sampai memilih kepala kru, mekanik dan teknisi masing-masing di lingkungan paddock Ducati.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |