SportFEAT.com - Kepala pelatih tim bulu tangkis Jepang, Park Joo-bong blak-blakan bertekad balas dendam pada Kejuaraan Dunia 2022 setelah kegagalan menyakitkan skuad Jepang di Olimpiade Tokyo 2020.
Legenda bulu tangkis asal Korea Selatan itu sangat berambisi membawa skuad Jepang meraih hasil maksimal pada ajang bergengsi Kejuaraan Dunia 2022.
Kejuaraan Dunia 2022 akan digelar pada 22-28 Agustus di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Jepang.
Tekad Park Joo-bong membawa skuad Jepang berjaya di hadapan publik sendiri kali ini diliputi aroma dendam.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022 - Siasat Kento Momota Hadapi Tunggal Putra Era Sekarang yang Lebih Kompetitif
Setelah kegagalan menyakitkan para pemain Jepang di Olimpiade Tokyo 2020 tahun lalu, di mana tak ada satupun yang mampu berhasil meraih medali emas, Park Joo-bong sangat ingin membayar kegagalannya itu pada Kejuaraan Dunia 2022.
Persiapan tim Jepang pun tak main-main jelang turnamen Grade 1 BWF tersebut.
Pada 23 Juli 2022 lalu, para pemain Jepang sudah menjalani latihan di pantai wilayah Prefektur Kumamoto.
Sedangkan pada Selasa (26/7/2022) kemarin, para pebulu tangkis Jepang menjalani program latihan penguatan fisik di Mashiki Town General Gymnasium, Kumamoto.
"Traning camp ini adalah untuk persiapan menuju Kejuaraan Dunia 2022," kata Park Joo-bong dikutip Sportfeat dari BadSpi.jp (27/7/2022).
"Sebelum tampil di turnamen besar, saya selalu mengedepankan program latihan fisik. Sebenarnya pemusatan latihan di Kumamoto ini awalnya akan digelar sebelum Thomas dan Uber Cup 2022 tapi karena Corona, akhirnya baru terwujud sebelum Kejuaraan Dunia 2022."
"Maksud dan tujuan diadakannya Training Camp ini bukan hanya melatih kekuatan fisik, tapi juga mental. Kalau sudah kuat di dua aspek itu, maka pemain akan sangat kuat."
"Olimpiade Tokyo kemarin kami tidak mencapai tujuan (3 medali emas). Saya sangat kecewa sehingga sekarang saya berusaha membalaskan kegagalan itu di Kejuaraan Dunia 2022," ungkap Park tegas.
Sesi latihan fisik tim Jepang kali ini bersifat terbuka untuk umum, sehingga banyak masyarakat Jepang yang juga menonton para pemain mereka berlatih keras.
Selama menjalani program latihan fisik di Kumamoto, para pemain Jepang benar-benar digenjot meningkatkan kekuata fisik dan mental mereka.
Dimulai pada pukul 09.00 pagi waktu setempat, para pemain berlatih gym selama kurang lebih 2 jam.
Kemudian dilanjutkan pada latihan footwork yang disediakan di 10 lapangan.
Para pemain Jepang terus bergerak sambil mengayunkan raket selama 1 menit, tanpa memukul shuttlecock. Seperti saat sedang bertanding.
Setelah 30 detik dreak, latihan tersebut kembali dilakukan 1 menit lagi, sampai 30 kali.
Setelah itu dilanjutkan latihan 1 vs 2 dengan memukul shuttlecock.
Pada sore harinya masih dilanjutkan latihan peregangan, latihan inti dan lari.
Semua ditraining dengan pelatih dari Japan Institute os Sports Science (JISS).
Latihan di trek terdiri dari sprinting 6,1 km, 5,2 km dan 4,3 km.
Ditutup dengan lari 300 meter sekitar 1 jam.
Source | : | badspi.jp |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |