Kekalahan dua kali dalam dua minggu berturut-turut dari Gregoria jelas menjadi cambukan keras bagi Yamaguchi.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022 - 4 Tunggal Putra Indonesia Usung Misi Sulit Akhiri Puasa Gelar 17 Tahun
Sebagai tunggal putri terbaik dunia dan juara dunia bertahan, menelan kekalahan dari Gregoria yang saat itu berperingkat 31 dunia dalam waktu berdekatan tentu bukan hasil yang bagus bagi rapor turnamen Yamaguchi.
Apalagi di beberapa turnamen penting pun Yamaguchi juga tumbang dari pemain non-unggulan Indonesia lainnya.
Seperti yang terjadi di Uber Cup 2022, ketika Yamaguchi dikalahkan Bilqis Prasista.
Bahkan sebelumnya Yamaguchi juga dibuat kerepotan oleh Komang Ayu Cahya Dewi di Kejuaraan Asia 2022 hingga nyaris kalah.
Hasil-hasil itu membuat Yamaguchi dan tim pelatih tunggal putri tampaknya jelas melakukan evaluasi besar.
Yamaguchi sendiri pun juga bertekad untuk sedikit mengubah taktik permainannya.
Dari yang biasanya berciri khas reli, sabar, tekun, kini Yamaguchi ingin bermain jauh lebih agresif menyerang.
"Saya ingin memastikan bahwa saya tidak mudah membuat kesalahan lagi," kata Yamaguchi.
"Termasuk di kamp pelatihan kami ini, saya ingin mempersiapkan fisik dan stamina saya sehingga saya bisa bermain agresif."
"Selain itu agar saya benar-benar bisa bermain dengan konsisten," katanya lagi.
Kekalahan demi kekalahan Akane Yamaguchi dari Gregoria membuat rapor turnamennya semakin merah.
Sejak meraih gelar juara dunia 2021 pada Desember tahun lalu, performa Akane Yamaguchi sedikit menurun.
Tahun ini ia baru menjuarai satu gelar yakni All England Open 2022.
Setelah itu dia juga baru satu kali mampu mencapai final di Kejuaraan Asia 2022, sebelum harus puas jadi runner-up.
Source | : | badspi.jp |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |