Bagi Nova, saat ini merupakan masa dimana sektor ganda campuran sedang mengalami fase transisi.
Sayangnya masa transisi ini sedikit mengalami hambatan usai Nova menilai ganda campuran muda Indonesia tak memiliki 'panutan'.
Seperti yang telah diketahui ganda campuran senior Indonesia seperti Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuele Widjaja kini sudah tak lagi berstatus sebagai pemain pelatnas lagi.
"Sepeninggalan Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria, anak-anak ini masih muda dan tidak punya panutan. Ini tahun transisi," ujar Nova dikutip Sportfeat dari Tribunnews.com.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022 - Debut Ana/Tiwi Diyakini Tak Akan Cuma Jadi Penggembira Saja
Pelatih berusia 44 tahun itu tak menampik bahwa akan sulit untuk anak asuhnya bersaing meraih title juara dunia.
Kendati begitu, Nova punya rasa optimis jika ganda campuran bisa meraih gelar juara dunia di tahun depan.
"Tahun ini saya anggap sebagai transisi anak-anak, target saya tahun depan (meraih gelar juara)," tutur Nova lagi.
"Bukan saya gak yakin dengan kemampuan mereka, tapi tidak ada panutan, tanpa senior itu tidak gampang. "
"Saya optimis tahun depan sudah juara," yakin Nova.
Tren peningkatan performa sudah mulai ditunjukan oleh salah satu ganda campuran Indonesia, yakni Rinov/Pitha.
Beberapa waktu lalu, Rinov/Pitha berhasil menembus babak final Malaysia Masters 2022.
Saat itu, Rinov/Pitha selangkah lagi bisa meraih gelar sebelum dihentikan oleh Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dari China.
Nova Widianto menilai komunikasi yang selama ini jadi faktor kekurangan kini mulai ke arah yang positif.
"Yang paling kelihatan komunikasinya sudah lebih baik," ujar Nova.
"Sebelumnya banyak miss di situ, sekarang lebih baik, sudah sama-sama saling mengisi."
"Karena kalau di lapangan komunikasinya gak bagus, (permainannya) kurang jalan," pungkasnya.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |