Lalu satu lagi sektor tunggal putra juga ditargetkan bisa juara atau paling tidak diekspektasikan bisa meraih medali.
Namun tunggal putra sudah gagal setelah kekalahan Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie pada babak perempat final kemarin.
Tersisa lah ganda putra Indonesia mengemban beban target meraih gelar juara dunia dari PBSI pada tahun ini.
Target PBSI memang sebenarnya realistis mengingat empat pasangan yang dibawa semuanya berstatus unggulan.
Ada Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (3), Fajar Alfian/Muhamad Rian Ardianto (5), Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri (15) dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (1).
Namun sayangnya, tak ada satupun yang berhasil memenuhi target itu.
Kekalahan Fajar/Rian dari Ahsan/Hendra di semifinal Kejuaraan Dunia 2022 sejatinya bisa menjadi cambuk para ganda putra muda Indonesia untuk tidak lagi lengah sekalipun dalam kondisi unggul.
Fajar/Rian sempat unggul jauh 15-7 dari The Daddies, namun terkejar dan tak bisa kembali mendapat momentum kemenangan.
Di satu sisi, sebelumnya tim pelatih ganda putra Indonesia pun menilai Fajar/Rian yang paling siap di Kejuaraan Dunia 2022.
Namun ketika Fajar/Rian kandas, harapan PBSI pun seolah sudah ikut lenyap.
Memang sudah bukan saatnya bagi PBSI untuk terus menggantungkan harapan pada sektor ganda putra terus-terusan.
Sektor-sektor lain diharapkan segera bangkit dan memiliki hasil nyata yang bisa menjawab ekspektasi publik Tanah Air.
Sektor ganda campuran mungkin menjadi sektor yang paling dihantui tanda tanya. Sejak ditinggal pensiun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan sejak PBSI mendegradasi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dari pelatnas, belum ada lagi pasangan ganda campuran Indonesia yang 'greget'.
Source | : | SportFEAT.com,PBSI.id |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |