Perjuangan para wakil Indonesia di lapangan itu jelas wajib tetap mendapat apresiasi.
Mereka telah berjuang semaksimal mungkin, setiap tetes keringat mereka menjadi saksi betapa kerasnya mereka telah berlatih demi sampai di titik ini.
Namun begitu, kegagalan para wakil Indonesia sebelum masuk ke tahap semifinal Japan Open 2022 ini, tidak bisa dipungkiri menambah hasil jeblok PBSI dalam dua turnamen akbar yang digelar di Jepang dalam dua pekan terakhir.
Sebelumnya di Kejuaraan Dunia 2022 yang digelar di kota Tokyo, juga tak jauh miris.
Indonesia 'hanya' berhasil meraih dua keping medali di sektor ganda putra dari perjuangan pasangan veteran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (perak) dan dari Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (perunggu).
Di Kejuaraan Dunia 2022, target PBSI sudah gagal total karena sebelumnya sektor ganda putra dan tunggal putra diharapkan bisa merengkuh titel juara dunia.
Lalu kini di Japan Open 2022, Indonesia kembali gagal menuai hasil apik dan sudah jelas gagal bawa pulang gelar atau setidaknya raihan podium.
Disadari atau tidak, saat ini tumpuan Indonesia lebih kuat berpijak pada ganda putra dan ganda putri yang sekarang punya Apriyani/Fadia.
Hasil minor ini patut dijadikan alarm keras PBSI dalam menumpukan harapan di sektor tertentu. Terobosan di sektor lain sangat diperlukan agar tak bergantung pada sektor tertentu melulu.
Apalagi setelah ini akan ada BWF tur Eropa yang mulai digelar bulan Oktober 2022. Masih ada waktu satu bulan untuk evaluasi setelah kegagalan di tanah Negeri Matahari Terbit.
D
Source | : | Bwftournamentsoftware.com,SportFEAT.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |