Setelah pernah bersaing sengit di kelas Moto2, Bradl ketemu lagi dengan Marc Marquez di tim Honda bahkan harus rela berada di 'dunia berbeda' karena Bradl di tim satelit, sedangkan Marquez di pabrikan.
Dari sini, mulailah persaingan dan perang dingin dirasakan Bradl yang saat itu masih berusia muda, 23 tahun.
"Saya akui bahwa dulu saya sangat iri ketika Marc datang ke MotoGP," aku Stefan Bradl.
"Kami tidak sering saling bicara karena dulu kami adalah rival sengit. Saya pernah mengalahkannya di Moto2 untuk meraih juara dunia, jadi di MotoGP saya pun ingin kembali mengalahkannya."
Sejak kedatangan rival sengitnya, Bradl bertekad untuk mengalahkan Marc Marquez.
Namun sayang bagi Bradl, talenta dan bakat Marquez memang tak bisa terbantahkan.
"Faktanya dia memang jauh lebih cepat (dari saya, red)," kata Bradl.