Dua kali juara dunia Moto2 itu tetap saja memiliki magnet yang besar berada di paddock Pramac.
Lalu apa yang membuat Zarco begitu disukai di Pramac meski faktanya dia menjadi satu-satunya pembalap tertua?
Satu faktor yang terungkap itu tidak lepas dari faktor sponsor.
Faktanya, tim satelit memang jelas sangat membutuhkan sponsor untuk menyokong perbendaharaan mereka.
Dan sponsor, biasanya lebih tertarik dengan tim yang memiliki sosok pembalap yang lebih berpengalaman. Faktor ini yang ada pada Zarco untuk sekarang.
"Fakta bahwa saya menjalani musim ketiga untuk Pramac hingga tahun 2023 juga ada sisi baiknya," ucap Johann Zarco dikutip Sportfeat dari Paddock GP.
"Karena setiap tim satelit membutuhkan sponsor. Kalau hanya yang pembalap muda biasanya pergi setelah semusim, para sponsor tidak akan punya stabilitas."
"Namun jika ada pembalap berpengalaman yang bertahan lebih lama dengan tim, itu hal positif bagi sponsor," ucap Zarco.
Ketika ditanya soal impiannya pergi ke tim pabrikan, Zarco tidak menyangkal bahwa ia masih memimpikan hal tersebut.
Namun Zarco sadar diri bahwa ia sekarang menjadi salah satu yang tertua di grid. Zaman telah berubah.
"Selalu menjadi impian saya untuk menjadi bagian dari tim pabrikan, tapi saya selalu ingat bahwa saya adalah orang tua dalam kategori ini di Ducati," ucap Zarco.
"Tapi saya masih cukup bagus, dan saya menerima tantangan dari para generasi muda."
"Saya juga akan melakukan segalanya untuk memberikan Pramac hasil terbaik," tukasnya.
Menjalani lima musim MotoGP, Zarco sebenarnya pernah memperkuat tim pabrikan, yakni KTM Red Bull di tahun 2019.
Sayangnya performa Zarco justru meredup semenjak pindah ke KTM. Ia tak sekalipun meraih podium dan pole position.
Perpisahannya dengan tim pabrikan Austria itu pun terjadi dengan tidak terlalu baik.
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |