"Yang paling mengkhawatirkan saya bukanlah operasi, tapi usia yang tidak muda lagi," ungkap Nitchaon Jindapol dalam akun media sosialnya, dikutip Sportfeat dari Aiyuke.
"Rehabilitasi membutuhkan waktu 1 tahun untuk pulih sepenuhnya."
"Kembali ke permainan intens seiring bertambahnya usia butuh kekuatan dan kebugaran, yang sulit didapatkan (dengan usia saya sekarang, red)."
Jindapol akhirnya memutuskan pensiun setelah menggeluti dunia bulu tangkis yang telah membesarkan namanya, selama 22 tahun.
"Hari itu telah tiba, meskipun butuh dua tahun bagi saya untuk mengambil keputusan yang sulit ini," katanya.
"Cedera adalah sesuatu yang tidak disukai atlet, tapi mereka tidak dapat melarikan diri dari ini," imbuhnya.
Prestasi Nitchaon Jindapol cukup mentereng sebab ia menjadi salah satu amunisi tunggal putri Thailand, bersama Ratchanok Intanon, Busanan Ongbamrungpham serta Porntip Buranaprasertsuk pada masanya.
Nithcaon Jindapol menjadi salah satu pahlawan tim Thailand dalam merah medali di Piala Sudirman (2013, 2013, 2017) dan meraih runner-up Piala Uber 2018 lalu.
Jindapol juga berhasil mengantarkan Thailand meraih medali perak beregu putri di Asian Games 2010.
Di SEA Games, ia juga mampu mengantarkan tim putri Thailand meraih 4 medali emas (2011, 2015, 2017, 2019).
Adapun prestasi individual yang ia dapatkan terakhir kali di BWF World Tour adalah menjadi juara Thailand Masters 2018, usai mengalahkan juniornya sendiri Pornpawee Chochuwong.
Setelah pensiun, Nitchaon Jindapol tidak serta merta meninggalkan dunia bulu tangkis total.
Sebab sekarang ia sudah bersiap menjalani profesi baru sebagai pelatih tunggal putri di BAT (Asosiasi Bulu Tangkis Thailand).
"Dimulai dengan peran baru ini, saya siap untuk mengmbangkan diri dan berharap dapat memanfaatkan pengalaman saya," ucap Jindapol.
Source | : | aiyuke.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |