Biasanya, peringkat satu dan dua dunia juga akan berstatus unggulan pertama dan kedua.
Di babak awal suatu turnamen pasti akan terhindar dari sesama unggulan dan unggulan satu dan dua dipastikan terpisah dalam pool undian yang berbeda.
"Bicara podium tertinggi, pasti semua ingin juara. Namun, kami punya target menembus dua besar, minimal tiga besar pada akhir tahun," kata Fajar dikutip Sportfeat dari Kompas.com.
"Kalau kami di dua besar, dari draw (undian) memungkinkan kami lebih enak dan tidak bertemu unggulan lainnya pada babak-babak awal."
"Jadi, kalau bisa ya unggulan pertama, unggulan kedua, unggulan tiga tidak apa-apa sebenarnya. Hanya saja, kalau punya ranking tinggi menambah kepercayaan diri," ucap Fajar lagi.
Baca Juga: Chen Long Mundur dari Pelatnas China, Asa Terakhir di Asian Games 2022 Dikubur?
Itu mungkin alasan yang diungkap secara terbuka oleh Fajar/Rian.
Namun di balik keinginan besar mereka itu, terselip aroma misi terselubung dalam rangka menembus Olimpiade Paris 2024.
Faktanya, di edisi terakhir Olimpiade kemarin, Olimpiade Tokyo 2020, Fajar/Rian harus rela tak bisa tampil berpartisipasi meski peringkat mereka lolos kualifikasi.
Fajar/Rian belum bisa ikut Olimpiade Tokyo 2020 karena saat itu mereka ada di urutan ketiga ganda putra Indonesia yang berada di 8 besar peringkat dunia.
Dua tiket Olimpiade Tokyo 2020 ganda putra Indonesia sudah dipesan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang saat itu duduk di peringkat dua dan satu dunia.
Di satu sisi, persaingan sesama ganda putra Indonesia begitu keras dan sengit, jelang kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang dimulai Mei 2023 mendatang.
Keras dan sengit yang dimaksud di sini adalah persoalan prestasi di antara mereka. Bahkan sekarang 6 ganda putra Indonesia tercatat meramaikan peringkat 20 besar dunia.
Pasangan-pasangan pelapis di bawah Fajar/Rian pun sudah unjuk gigi. Ada Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Rambitan dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Ketiganya sudah meraih gelar-gelar bergengsi, Singapore Open, Juara Asia dan All England Open.
Kalau Fajar/Rian tidak berambisi tinggi, posisi mereka bisa kembali terancam oleh junior-junior mereka.
Terlepas dari itu, saat ini Fajar/Rian sedang mempersiapkan diri menuju tur Eropa bulan Oktober 2022, Denmark Open 2022 dan French Open 2022.
"Di Denmark, Paris, di tur Eropa, kami juga harus cepat beradaptasi karena cuaca berpengaruh. Pola makannya beda, kami harus benar-benar membiasakan dari segi non teknisnya," jelas Fajar.
"Dari segi teknisnya, kami harus benar-benar lebih siap dalam waktu satu bulan ini. Level pertandingannya juga lumayan besar Super 750, saya ingin hasil terbaik di sana," ucap pemain 27 tahun itu.
Fajar/Rian berhasil mengalami kebangkitan di tahun 2022 ini. Mereka sukses menjadi ganda putra paling konsisten dengan menembus 7 final turnamen, 3 diantaranya berhasil diakhiri dengan raihan gelar juara.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |