Walhasil, murid Valentino Rossi itu tergelincir ke gravel lintasan dan gagal menyelesaikan balapan.
Dengan hasil minor di Motegi membuat Bagnaia kembali jauh tertinggal dari Quartararo dalam perebuta titel juara dunia.
Bagnaia masih tertahan di posisi kedua dengan koleksi 201 poin.
Pecco-sapaan akrabnya tertinggal 18 angka di belakang Fabio Quartararo yang berada di puncak.
Insiden yang dialami Bagnaia sontak menjadi perhatian hangat berbagai pihak tak terkecuali di internal Ducati.
Manajer Ducati Davide Tardozzi pun angkat suara soal crash Bagnaia di MotoGP Jepang 2022.
Tardozzi menjelaskan bahwa Bagnaia telah meminta maaf kepada tim atas kecerobohannya.
"Dia sudah mengatakan bahwa dia menyesal atas kesalahan yang dia buat," kata Tardozzi kepada BT Sport, dikutip SportFeat dari Crash.net.
"Ia tak mampu berakselerasi keluar tikungan seperti para Ducati lainnya. Kita perlu tahu mengapa."
Baca Juga: Empat Kali Kalah di Final Sepanjang 2022, Ahsan/Hendra Beberkan Target di Denmark Open 2022
Pria berkebangsaan Italia itu menilai insiden yang dialami Bagnaia terjadi karena masalah pada ban Desmosedici.
"Ban depannya terlalu panas sehingga dia tidak bisa mengerem dengan keras," tutur Tardozzi.
"Ketika mendingin dia bisa pulih dan mendapatkan sesuatu di rem."
Terlepas dari itu, Tardozzi mengakui bahwa Bagnaia sebenarnya tak dibebani target juara di setiap lomba.
Ia menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah finis di depan Fabio Quartararo.
Hal ini dilakukan untuk menghidupkan peluang menjadi juara dunia MotoGP 2022.
“Anda memulai tahun dengan mencoba memenangkan balapan sebanyak mungkin," ungkap Tardozzi.
"Tetapi pada titik tertentu Anda harus memikirkan kejuaraan. Anda (harus) melihat ke pesaing (lainnya).
"Sejak Aragon, kami melihat ke Fabio setiap minggu. Kehilangan dua poin lebih baik daripada kehilangan delapan poin."
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |