"Itu adalah balapan paling menakutkan dan terburuk dalam hidup saya," kata Franco Morbidelli dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Saya tidak dapat melihat apapun karena hujan. Untungnya semua pembalap bisa berpikir logis dan tidak ada yang melancarkan serangan gila di area di mana bahkan untuk melihat saja sulit," tukasnya.
Pembalap usia 27 tahun melewati fase sulit di awal balapan.
Morbidelli sebenarnya berhasil mendapatkan kecepatan yang layak, tapi ternyata itu tidak berlangsung lama.
Masalah M1 Yamaha mulai muncul dan itu menjadi awal mimpi buruknya.
"Ketika saya membalap di belakang pembalap lain, saya sangat kesulitan menyalip mereka," kata Morbidelli.
"Saya tidak bisa berbuat lebih banyak dan kemudian saya hanya bisa berkonsentrasi untuk melewatinya tanpa jatuh," imbuhnya.
Baca Juga: Fabio Quartararo Diam Seribu Bahasa, Bos Yamaha Bingung Jelaskan Hasil Balapan MotoGP Thailand 2022
Morbidelli sendiri menjadi rider Yamaha terbaik di Thailand dengan finis ke-13.
Namun itu tetap tidak menutupi masalah Yamaha yang tak kunjung menemui jalan keluar.
Apalagi di balapan hujan atau trek basah, Yamaha seperti benar-benar kehilangan kecepatannya bahkan di tikungan yang jadi keunggulan mereka.
Adapun dua rider Yamaha lainnya yakni Fabio Quartararo dan Cal Crutchlow bahkan lebih miris.
Mereka terjebak di rombongan belakang dan juga kesulitan menyalip hingga masing-masing finis di P17 dan P19.
Baca Juga: Faktor Non-Teknis yang Bikin Marc Marquez Ngegas di MotoGP Thailand 2022
Jika Yamaha benar-benar tak ada perbaikan, tidak heran jika akhir musim MotoGP 2022 bisa berubah jadi cerita pilu bagi tim berlogo garpu tala itu.
Saat ini Fabio Quartararo cuma berselisih 2 poin dengan Francesco Bagnaia di klasemen MotoGP 2022.
Balapan musim ini hanya tersisa tiga seri lagi, artinya hanya tinggal 75 poin yang diperebutkan.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |