Sementara itu, kesaksian dari Marc Marquez juga menegaskan bahwa Zarco memang terlihat 'terpaksa' mengalah demi Bagnaia.
"Benar Zarco datang ke saya cepat sekali dan menyalip saya," ungkap Marc Marquez.
"Tapi kemudian dia cuma bertahan di belakang Pecco, saya tidak tahu kenapa (padahal dia bisa menyalipnya)."
"Saya tidak yakin itu ada misi team order, tapi kalaupun begitu ya itu normal. Ducati kan belum juara dunia pembalap sejak tahun 2007," imbuh Marquez.
Gigi Dall'Igna (General Manager Ducati), Paolo Ciabatti (Direktur Olahraga Ducati) dan Davide Tardozzi (Manajer Tim Ducati) saling berpelukan dan bergembira ria.
"Yess, yess, mari kita berbicara dengan mereka (kru Pramac)," ucap Davide Tardozzi.
Meski demikian, rupanya tidak semua kru Pramac ikut senang melihat Bagnaia podium dan Ducati berpesta pora.
Di saat bos-bos Ducati riang, wajah-wajah muram justru ditunjukkan sejumlah kru Pramac.
Yang paling kentara adalah Kepala Kru Johann Zarco, Marco Rigamonti.
Marco Rigamonti sempat terlihat melongo dan kehabisan kata-kata saat didatangi para bos Ducati yang larut dalam euforia.
Bahkan kemudian Rigamonti pun berani berkeluh kesah pada Davide Tardozzi dan masih terlihat tak terima Zarco harus terpaksa mengalah demi Bagnaia.
"Seharusnya itu (podium) adalah milik mereka yang memang pantas mendapatkannya (karena balapan dengan bagus)," ujar Marco Rigamonti.
"Dan juga seharusnya dia (Zarco) yang memenangkan podium tiga itu," ucapnya sedikit berseru.
Tardozzi lantas meninggalkan Rigamonti dan bersikap tak acuh.
Namun kemudian Gigi Dall'Igna menghampiri Rigamonti untuk menenangkannya.
"Terima kasih ya, saya sungguh tak enak, saya minta maaf," kata Dall'Igna.
Kemudian ada sahutan dari salah satu kru Pramac.
"Yah, kami sudah melakukan sesuai dengan apa yang Anda (Dall'Igna) katakan," sahut kru Pramac itu.
Source | : | Paddock-GP.com,motogp |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |