"Inilah ciri-cirinya pemain muda," kata Herry IP dikutip Sportfeat dari Bolasport.
"Jujur mungkin mereka terlalu cepat naik dan juara All England."
"Jadi mereka mungkin belum siap dengan pressure harus untuk menang lagi," imbuhnya.
Kendati begitu, Herry IP memahami situasi yang tengah dialami Bagas/Fikri saat ini.
Baca Juga: Juara Bertahan Suhandinata Cup, Target Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior 2022 Lolos Grup Dulu
Menurut Herry IP, setiap pemain memiliki masanya masing-masing.
Ia pun mencontohkan dengan perjalanan karier milik Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Marcus/Kevin sendiri telah menorehkan prestasi sejak di usia keduanya masih muda.
Namun berbeda kasus dengan Fajar/Rian yang baru menyentuh performa terbaik mereka saat sudah berusia 25 tahun ke atas.
"Saya sudah pernah bilang memang kalau pemain muda grafiknya turun-naik," kata Herry IP lagi.
"Contohnya, Fajar/Rian saja mulai naik setelah umur 26 tahun ke atas. Proses itu harus dilewati, tidak bisa langsung."
"Kalau dibandingkan dengan Minions (Marcus/Kevin), mereka berbeda, lebih spesial.Dari awal mereka sudah mantap, sudah matang."
"Setiap pemain individu tidak bisa dipukul rata sama karena masing-masing punya karakter dan motivasi cara bermain."
"Tidak bisa pasangan pemain dipaksa mengikuti pemain C dan D."
"Jadi, kami harus pelajari karakternya. Kalau dipaksakan, ada risiko yang harus kita tanggung atau bayar. misalnya cedera."
Baca Juga: Valentino Rossi Masih Rindu MotoGP Meski Disibukan dengan Kompetisi Baru
"Yang penting, kita harus tahu. Semuanya butuh kesabaran."
"Semua juga inginnya cepat (juara). Saya juga pelatih inginnya cepat, tetapi kalau dipaksakan ada risiko yang kami tanggung harus kami pikirkan lagi," tukasnya.
Denmark Open 2022 bakal menjadi ujian selanjutnya ganda putra Indonesia.
Ajang BWF World Tour Super Series 750 itu akan digelar pada 18 hingga 23 Oktober mendatang.
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |