Sementara di pihak Ducati, Francesco Bagnaia jauh lebih santai.
Bantuan team order juga bisa kapan saja dilancarkan, mengingat Ducati punya 8 motor di grid.
Beberapa rider Ducati lain juga memiliki kecepatan mumpuni, sehingga bsia ditumpukan jika Bagnaia mmeang perlu bantuan.
Sedangkan Quartararo, harus berjuang sendirian di Yamaha.
Bahkan rekan setimnya Franco Morbidelli pun menyesal tak bisa membantu banyak akibat krisis M1 Yamaha yang benar-benar semakin parah.
"Untuk Quartararo, ini adalah situasi yang sulit karena kita semua tahu bahwa dia dipaksa untuk bertarung setiap saat dengan pukulan besar," kata Franco Morbidelli dikutip Sportfeat dari Paddock GP.
"Yakni ada kelompok Ducati yang biasanya membantu Bagnaia. Belum lagi masalah kelemahan motor kami (Yamaha),” tukas Morbidelli.
Fabio Quartararo belum pernah naik podium lagi sejak seri Austria.
Bahkan di paruh kedua musim ini, Quartararo juga sama sekali belum juara lagi.
Tak ayal, posisinya makin tidak difavoritkan menjelang MotoGP Australia 2022.
Fabio Quartararo juga baru saja mencetak hasil buruk di seri Thailand, meski start bagus dari P4.
Setelah seri Thailand itu, Quartararo bahkan terlihat diam seribu bahasa, enggan menghadiri konferensi pers dengan media pasca-balapan.
Bahkan terbaru, pembalap 23 tahun asal Prancis itu sampai menonaktifkan akun Instagram-nya.
Kalau sampai Fabio Quaratararo benar-benar tertikung di pengujung musim, maka ia seperti mengalami deja vu musim 2020.
Di musim itu, Quartararo juga pada awalnya tampil begitu kuat dan memuncaki klasemen. Namun memasuki paruh kedua, masalah M1 membuatnya tampil melempem hingga akhirnya ditikungan Joan Mir (Suzuki Ecstar).
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |