Patra, tak memungkiri bahwa penyebab kekalahan mereka adalah kurang tenang, terutama di gim pertama.
"Di gim pertama kami kecolongan. Ada momen di akhir-akhir ketika kami salah membuang bola lalu mereka (lawan) mendapat poin, dari situ percaya diri mereka naik sementara kami malah jadi tertekan,” kata Patra.
"Pada gim ketiga kami kurang sabar dan tenang, mainnya terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri padahal secara poin sudah memimpin. Ketika poinnya dikejar dan jadi ketat kami juga jadi gugup dan tegang," lanjut Patra.
Baca Juga: Jonatan Christie Berharap Tampil di Hylo Open 2022 demi Bisa Mentas di BWF World Tour Finals
Meski mengaku kecewa besar, Putra/Patra berupaya untuk menerima hasil ini dengan kesabaran.
Kalah merupakan salah satu rangkaian proses menuju pemain kelas dunia.
"Kami sangat kecewa dengan hasil ini. Tapi kami sudah mencoba memberikan penampilan yang terbaik, apapun hasilnya kita harus terima," ungkap Patra.
"Puji Tuhan diberikan rezeki medali perak. Ini menjadi motivasi kita untuk lebih banyak belajar, berlatih untuk meningkatkan performa," ujar Patra.
Baca Juga: Usai Cetak Sejarah di Prancis, Ganda Putri Malaysia Dikabarkan Mundur di Hylo Open 2022
Dengan kekalahan Putra/Patra, maka Indonesia gagal mempertahankan medali emas di sektor ganda putra.
Di edisi sebelumnya, 2019, Indonesia meraih satu medali emas di kategori individual Kejuaraan Dunia Junior lewat Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.
Source | : | PBSI.id |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |