"Saya hanya punya satu tujuan: memenangkan balapan," ungkap Fabio Quartararo dikutip Sportfeat dari Marca Espana.
"Saya tidak akan rugi apa-apa. Ini mungkin bukan situasi yang ideal, tetapi di sisi lain ini adalah situasi yang baik sehingga saya sudah tidak peduli tentang segalanya (perebutan gelar juara dunia)," imbuh pembalap 23 tahun itu.
Perkataan Quartararo memang realistis.
Jikalau Quartararo berhasil menang pun, tapi Francesco Bagnaia meraih hasil finis di 14 besar, Bagnaia-lah yang akan tetap jadi juara dunianya.
Tak heran kalau Quartararo sudah sampai ke taraf pasrah dan masa bodoh soal juara dunia.
Di sisi lain, Quartararo mencoba mengambil hikmah dari musimnya tahun ini yang bisa dikatakan berantakan. Laju motor M1 miliknya jauh dari ekspektasi.
"Sebelum musim ini dimulai, kami sudah mendapat kabar buruk dengan motor, saya banyak mengeluh, kami tidak dapat menemukan sesuatu di mesin dan tidak fokus," ujar Quartararo merefleksikan diri.
"Kemudian saya berusaha fokus lagi, yang lain mengambil langkah tapi kami terjebak. Secara umum, kami dalam proses belajar. Ini bukan musim terbaik, tetapi tidak terlalu buruk, kami masih hidup (bisa bertarung sampai akhir, red)," pungkasnya.
Source | : | Marca.es |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |