SportFEAT.com - Manajer KTM, Pit Beirer mengkritik kebijakan pihak MotoGP yang menambah jadwal MotoGP 2023 menjadi 42 balapan.
MotoGP 2023 akan menjadi yang pertama di mana satu musim akan digelar 21 balapan.
Namun pada musim depan satu seri akan menggelar dua balapan.
Bertambahnya dua kali lipat dari jadwal balapan sebelumnya akibat dari wacana sprint race yang mulai digelar pada MotoGP 2023.
Baca Juga: Di mata Dani Pedrosa, Masuknya Jack Miller ke KTM Adalah Sebuah Aset yang Berharga
Wacana tersebut muncul dimaksudkan untuk mengembalikan jumlah peminat MotoGP yang sempat turun pada musim 2022.
Kendati bertujuan baik, rupanya wacana tersebut banyak ditentang oleh banyak pihak. Salah satunya Pit Beirer.
Pit Beirer menambahkan bahwa jadwal satu musim paling realistis adalah 18 balapan bukan 21 dengan beberapa tambahan tuan rumah baru.
"Beranjak dari 20 ke 42 balapan adalah suatu hal yang gila," kata Pit Beirer dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Saya pikir kita semua tidak yakin apa arti sebenarnya dari hal itu saat ini."
Baca Juga: Fabio Quartararo Sudah Berfirasat Gagal Juara Dunia MotoGP 2022 Sejak Lama
"Tekanan pada hari Sabtu akan meningkat luar biasa."
"Karena terlepas dari apakah itu hari Sabtu atau Minggu, ketika Anda keluar di grid, tim tahu itu akan menjadi serius."
"Balapan cukup sebanding dengan kualifikasi, karena dalam balapan, tekanannya jauh lebih tinggi bagi para pembalap dan tim."
"Ini akan menjadi jumlah yang berat bagi tim, juga karena balapan di luar negeri, di mana kami akan melakukan tur dunia pada bulan September, Oktober dan November, akan ditambahkan."
Meski akan menambah tekanan pada tim dan pembalap, sprint race dipercaya akan menambah jumlah penonton.
Pit Beirer pun tak menampik hal tersebut.
Baca Juga: Raih Triple Crown, Ducati Sapu Bersih Gelar Juara Dunia di WSBK 2022
"Bagi para penonton, tentu saja, ini akan sangat keren," aku Pit Beirer.
"Ketika saya, sebagai penonton, pergi ke lintasan balap pada hari Sabtu, saya melihat perlombaan dan semua aksi."
"Di sisi lain, dalam kualifikasi, lebih sulit bagi penonton untuk mengikuti level para pembalap."
"Karena di sana ada: 'Siapa yang mengemudi? Siapa yang punya ban baru?" tukasnya.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |