Tak ayal hal-hal inilah yang mulai menjadi kecemasan sejumlah petinggi tim, tak terkecuali bos KTM Pit Beirer.
Direktur KTM Motorsport itu menganggap adanya Sprint Race akan jadi sesi yang 'gila'.
"Pergi dari 20 (seri balapan) ke 42 balapan, itu agak gila," kata Pit Beirer dikutip Sportfeat dari Paddock GP.
"Saya pikir kita tidak sepenuhnya yakin tentang maksud sebenarnya dari adanya penambahan sesi ini," keluh Beirer.
Selain dari segi stamina pembalap, faktor ekonomi dari sisi tim, juga bisa lebih dibutuhkan ekstra.
Sebab dengan adanya tambahan sesi race, maka risiko untuk terjadinya kecelakaan dan kerusakan motor dan ban juga bisa meningkat.
Baca Juga: Opsi Bangun Sirkuit Baru, MotoGP Arab Saudi Bisa Mulai pada 2024
"Tekanan akan meningkat luar biasa pada hari Sabtu. Karena entah nanti di hari Sabtu atau Minggu-nya, saat tim tiba di grid, semuanya tahu bahwa segalanya sudah menjadi sangat serius."
"Balapan saja sudah sebanding dengan kualifikasi (ini malah ketambahan), tekanan pada pembalap dan tim akan jauh lebih besar," katanya lagi.
Di sisi lain, keputusan Dorna menambahkan sesi Sprint Race sejatinya tidak lepas dari faktor 'cuan'.
Jika tim dan pembalap mengalami tekanan meningkat, beda halnya dengan saluran televisi dan sponsor yang justru akan mendapat manfaat.
Pit Berier memahami betul akan hal tersebut, namun ia melihat dari sisi tim dan pembalap, sprint race jelas akan jadi ujian besar yang bisa membuat hasil kejuaraan dunia berubah sangat signifikan.
"Ini akan menjadi sesi yang berat bagi tim, belum lagi dengan seri-seri yang digelar di luar Eropa, di mana kami akan berkeliling dunia pada bulan September, Oktober dan November dengan seri balapan beruntun," tukasnya.
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |