SportFEAT.com - Pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah mengakui pemain muda Indonesia masih kurang jam terbang tampil di turnamen besar.
Saat ini, Indonesia memiliki pemain muda yang cukup potensial antara lain, Syabda Perkasa Belawa (21 tahun), Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (22 tahun), Christian Adinata (21 tahun), dan Bobby Setiabudi (21 tahun).
Hal itu tentu berbanding terbalik dengan apa yang ditorehkan pemain berusia 21 tahun asal Jepang, Kodai Naraoka.
Meski satu angkatan dengan keempat nama di atas, Kodai Naraoka sudah mampu menembus empat final di tahun 2022.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2022 - Ganda Putra Malaysia Hindari Beban Jadi Juara Dunia
Bahkan ia mampu menyabet satu gelar yakni, Vietnam Open 2022 (Super 100).
Torehan gemilang Kodai Naraoka sepanjang tahun ini bahkan membuatnya bisa tampil di BWF World Tour Finals 2022.
Ajang pamungkas, dimana hanya delapan pemain terbaik di tiap musim saja yang bisa mengikuti turnamen itu.
Di sisi lain, keempat pemain Indonesia di atas belum memiliki banyak kesempatan tampil du turnamen BWF World Tour.
Hanya Syabda Perkasa dari keempat nama tersebut yang mampu meraih gelar di Malaysia International Series 2022.
Ikhsan Leonardo dan Christian Adinata sendiri sempat memiliki kesempatan tampil di Australian Open 2022 (Super 300).
Baca Juga: Sah Tampil di BWF World Tour Finals 2022, Gregoria Mariska Berambisi Berikan yang Terbaik
Kendati begitu, Irwansyah mengaku terus mengupayakan keempat pemain tersebut dapat cepat mengejar level senior mereka, yakni Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Shesar Hiren Rhustavito, dan Chico Aura Dwi Wardoyo.
"Rencana saya juga begitu. Pemain lapis dua ini saya paksa untuk mengejar, jadi levelnya tu secepatnya mau dinaikkan," kata Irwansyah dikutip Sportfeat dari Bolasport.com.
"Mudah-mudahan tahun depan ranking yang mereka miliki bisa membuat mereka masuk turnamen level 300 dan 100 ke atas."
"Empat ini (Ginting, Jojo, Vito, dan Chico) sudah di atas. Tetapi, pemain bawah mau mengejar rivalnya tetap bagus," ucap Irwansyah.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2022 - Rinov/Pitha Terlecut Prestasi Rehan/Lisa
"Pandemi Covid-19 membuat mereka jadi kurang jam terbang."
"Kalau pemain kurang jam terbang akan sulit beradaptasi dengan situasi di lapangan pertandingan atau lampu di lapangan."
"Karena akan berbeda dengan kejuaraan level Challenge, series dengan turnamen Super 300 ke atas."
Irwansyah menambahkan, keempat pemain lapis Indonesia sudah memiliki kualitas terlihat dari sesi latihan mereka.
Hanya saja, pola pikir masih yang membedakan.
"Situasinya saja berbeda. Mereka harus terbiasa. Insha Allah kedepannya kami buat semaksimal mungkin," tutur Irwansyah.
"Tinggal pola pikir saja."
"Semua karena pola pikir salah jadi tidak bagus. Kalau biasa saja, itu yang harus diperbaiki dari cara berpikir, jangan terbebani sendiri," tukas Irwansyah.
Source | : | BolaSport.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |