SportFEAT.com - Paolo Ciabatti selaku Direktur Olahraga menjelaskan kerugian Ducati saat diperkuat Valentino Rossi.
Ducati akhirnya memutuskan puasa gelar pembalap mereka setelah bertahan selama 15 tahun lewat Francesco Bagnaia.
Musim 2007 menjadi gelar pembalap terakhir mereka saat memenangkannya bersama Casey Stoner.
Selama 15 tahun itu banyak pembalap silih berganti untuk mewujudkan ambisi Ducati meraih.
Valentino Rossi menjadi salah satu pembalap yang direkrut pada musim 2011 dan 2012.
Sayangnya meski bermodalkan sembilan gelar juara dunia, karier Valentino Rossi bersama Ducati gagal total.
Pembalap berjuluk The Doctor tak mampu meraih satu kemenangan pun saat memperkuat tim bermarkas Borgo Panigale itu.
Paolo Ciabatti mengakui bahwa setelah kembali ke Ducati pada tahun 2013, era Rossi meninggalkan banyak luka di tim Ducati.
Bahkan Paolo Cibatti mengaku sempat berfikir untuk keluar di tengah musim tersebut.
Apalagi sejak keluarnya Filippo Presziosi, sosok dibalik lahirnya Desmosedici.
"Perubahan utama adalah Filippo Presziosi memutuskan untuk pergi setelah dua tahun yang sulit dengan harapan besar dalam kemitraan Valentino-Ducati yang tidak memberikan hasil yang diharapkan," kata Ciabatti dikutip Sportfeat dari Motosan.es.
"Hal ini meninggalkan banyak luka dalam organisasi, pada banyak tingkatan."
"Ketika segala sesuatunya berjalan salah dan Anda berada di bawah tekanan ekstrem dari pers, dari mitra dan sponsor Anda dan Anda tidak mendapatkan hasil, akan dengan mudah ada orang yang menyalahkan orang lain."
"Dan ini menghancurkan tim dan kelompok."
"Ketika saya kembali ke Ducati, situasinya sedikit berbeda, jadi kami harus melepas beberapa orang pada akhir tahun 2013."
"Jika saya melihat kembali ke tahun 2013, sejujurnya, di pertengahan musim saya ingin pergi."
Bos Ducati Corse, Claudio Domencali satu suara dengan apa yang dilontarkan Paolo Ciabatti.
"Kami tidak mampu mengelola Valentino, kami harus menerima pukulan itu," kata Claudio Domencali.
Baca Juga: Marc Marquez Bocorkan Faktor Terparah Penyebab Anjloknya Performa Tim Pabrikan Jepang
"Ketika Anda memiliki pembalap paling terkenal di Italia dengan sembilan gelar juara dunia di belakangnya dan Anda tidak berhasil menang, Anda juga mengalami kerusakan pada citra Anda."
Kebangkitan Ducati ditandai dengan kedatangan Gigi Dall'Igna.
Paolo Ciabatti pun memuji Claudio Domencalli yang berhasil meyakinkan Gigi Dall'Igna hijrah dari tim Aprilia.
Pasalnya, membuat Gigi Dall'Igna menerima tantangan untuk pergi ke Ducati sangatlah rumit, karena menurut Paolo Ciabatti pabrik Italia tidak memiliki kekuatan sebesar pabrik Jepang saat itu.
"Saya katakan bahwa kami harus melakukan sesuatu dan harus seseorang yang mampu mengelola proyek yang secara teknis kompleks seperti MotoGP," kata Ciabatti lagi.
"Domenicali berhasil meyakinkan Gigi untuk meninggalkan Aprilia dan sejak saat itu segalanya berjalan jauh lebih baik."
"Anda harus bergantung pada sponsor dan kemitraan."
"Saat itu sangat sulit menemukan orang yang mau berinvestasi di Ducati karena Valentino benar-benar bersedia mendukung untuk mendapatkan liputan sebaik mungkin."
"Kami tidak mendapatkan kesuksesan yang kami harapkan, dan juga sulit untuk membangun kembali kredibilitas yang hanya bisa dibangun berdasarkan hasil," katanya.
Source | : | Motosan.es |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |