Ducati pun mengakui bahwa kegagalan bersama The Doctor kala itu menjadi momen menyakitkan mereka secara bersama-sama.
"Kami tidak mampu mengelola masalah Valentino, kami harus menerima pukulan itu," ucap CEO Ducati, Claudio Domenicalli dikutip Sportfeat dari Marca.es.
"Ketika Anda memiliki pembalap paling terkenal di seluruh Italia di tim Anda, dengan 9 gelar juara dunia di belakangnya, tapi Anda tidak berhasil menang, itu merusak citra tim Anda," tukasnya.
Bahkan Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti juga tak segan menyebut bahwa tim mereka dalam keadaan terluka kala itu.
"Kerja sama Rossi dan Ducati tidak memberikan hasil yang diharapkan, ini meninggalkan banyak luka dalam organisasi, di berbagai tingkatan," sahut Ciabatti.
Namun sejak menderita kegagalan dan masa-masa sulit itu, Ducati justru kian berkembang.
Masuknya Gigi Dall'Igna pada 2015 juga membuat Ducati semakin ketambahan amunisi kekuatan untuk bangkit.
Jelas bukan jalan yang mudah yang harus ditempuh skuad Si Merah Borgo Panigale, mereka harus melalui masa-masa berusaha bangkit dalam waktu yang lama, bertahun-tahun di bawah bayang-bayang pabrikan Jepang.
Namun di sinilah titik balik Ducati.
Bahkan kesuksesan Ducati menyapu bersih gelar juara dunia MotoGP 2022 pun diraih lewat Francesco Bagnaia yang tak lain adalah murid dari Valentino Rossi.
Sejumlah pembalap lain salah satunya Marc Marquez bahkan sudah memprediksi bahwa Bagnaia akan lebih banyak memenangkan gelar juara dunia bersama Ducati di musim depan.
"Pecco akan memenangkan lebih banyak gelar," demikian celoteh Marc Marquez.
"Ya, ini baru yang pertama," sahut Alex Rins, Jorge Martin dan Brad Binder yang juga saling berdiskusi.
Source | : | Marca.es |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |