"Ada empat Yamaha di lintasan, tetapi tim satelit dan rekan saya mengalami banyak masalah."
"Sulit untuk menemukan batasnya."
"Musim lalu (2021) saya tiga detik di belakang Pecco dan finis kedua."
"Musim ini saya selesai lebih dari lima detik dan kelima."
"Sangat membuat frustrasi karena saya memberikan 100% dan pada saat itu saya menyadari bahwa kami terlalu jauh."
Baca Juga: Direktur Teknis Ducati Kesal Inovasi Perangkat Barunya Dilarang Sampai 4 Musim MotoGP
"Tahun ini saya membalap lebih baik dari tahun lalu, tetapi ada beberapa momen sulit."
"Saya tersadar, saya mengendarai sepeda dengan antusiasme yang lebih rendah dari pada tahun-tahun sebelumnya."
"Anda menyadarinya secara tidak sadar ketika Anda tidak menyukainya."
"Saya melakukan banyak balapan yang tidak saya sukai."
Pembalap berjuluk El Diablo itu pun mengenang musim 2019 di mana ia menyebut motor terbaiknya.
Di musim 2019 yang merupakan tahun debut Fabio Quartararo, ia berhasil meraih tujuh podium dan finis di posisi kelima klasemen akhir.
"Sedih untuk mengatakannya, tetapi motor 2019 adalah yang terbaik dan saya rasa Ducati atau Aprilia tidak merasakan hal yang sama."
Baca Juga: Kegagalan Valentino Rossi Jadi Pemicu Ducati Rajai MotoGP Era Sekarang
"Cara kami memulai tahun itu, saya tidak berharap untuk memenangkan satu balapan pun."
Kendati begitu, Yamaha masih beruntung mau membujuk Fabio Quartararo untuk memperpanjang kontraknya hingga tahun 2024.
Situasi itu juga tak terlepas dari kedatangan Luca Marmorini di jajaran staf teknis Yamaha.
Sosok tersebut merupakan spesialis mesin Formula 1 dan MotoGP (Aprilia).
Sayangnya pada tes Valencia, 8 November lalu Fabio Quartararo belum terkesan dengan mesin yang akan digunakan pada musim 2023.
"Mentalitasnya berubah, itulah mengapa saya memperbaharui diri."
"Tapi dalam dua tahun ini mereka harus membuktikannya kepada saya," tukasnya.
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |