"Kami tidak butuh tiga Grand Prix di Spanyol dan kami juga menganggap event empat seri di Asia terlalu berlebihan," kata Trunkenpolz memprotes, dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Seharusnya satu negara satu seri MotoGP saja. Kami malah lebih suka kalau ada tiga seri di Amerika Serikat, karena jamnya akan memasuki jam prime time di Eropa," tandasnya.
Meski mendengar berbagai 'ocehan', bos Dorna Carmelo Ezpeleta tetap pada keputusannya dengan menjadwalkan MotoGP 2023 sebanyak 22 seri balapan.
Baca Juga: Tak Cuma di Ajang MotoGP, Suzuki Ecstar juga Pailit di Dunia Online
Ada sejumlah alasan yang mendasari keputusan tersebut. Namun hal paling utama adalah memaksimalkan semua potensi gelaran MotoGP di tengah persaingan dengan ajang balap Formula1.
Sebagai informasi ada 10 balapan MotoGP yang tahun depan bertepatan dengan jadwal balapan Formula1. Untuk pasar Eropa, Formula1 jelas lebih laku besar daripada MotoGP.
Selain itu, ada gap waktu atau jeda cukup lama di bulan Juli (musim panas) yang banyak negara tidak mau menjadi tuan rumah.
Dorna tidak mau jeda musim panas terlalu panjang, sehingga ketika mendengar Kazakhstan mau menggelar seri balapan di bulan Juli, Dorna pun segera memasukkannya ke dalam jadwal.
"Situasinya adalah kami bersaing dengan olahraga lain dan kami harus berkompromi saat membuat kalender kompetisi MotoGP," kata Carmelo Ezepeleta.
"Adanya balapan esktra memaksa kami memulai musim lebih awal dan menyelesaikan lebih lama, daripada 19 seri seperti tahun sebelumnya."
"Kami juga ditanya kenapa Kazakshtan masuk jadwal (padahal sirkuit Sokol belum dihomologasi)."
"Penjelasannya, adalah karena tidak ada penyelenggara lain yang menyepakati tanggap MotoGP di bulan Juli. Jika kami melakukannya tanpa sirkuit Sokol, maka akan ada jeda musim panas selama 5 minggu."
"Kami tidak bisa membiarkan kompetisi kita absen begitu lama," jelasnnya.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |