Mereka menjadi negara jazirah Arab pertama yang mampu menembus babak perempat final Piala Dunia, dan keempat dari Afrika yang mencapai hasil itu.
Tak ayal, hal itu turut membuat sepak bola di daratan Arab-Afrika ikut melambung. Bek timnas Maroko, Jawad El Yamiq menegaskan hal tersebut.
"Kami menghormati sepak bola Arab dan Afrika. Pelatih Reragui memberi kami kepercayaan diri yang kami butuhkan dalam pertandingan ini, dorongan moral yang besar," kata El Yamiq, dikutip Sportfeat dari ESPN.
"Kami tahu bahwa Spanyol akan bergantung pada penguasaan bola mereka dan kami bermain dengan pemikiran itu. Mereka tidak menimbulkan bahaya apapun (dari segi permainan, red)," katanya lagi.
Ucapan El Yamiq bukan berarti meremehkan timnas Spanyol.
Hanya saja, prediksi melihat permainan Spanyol memang terbukti benar adanya. Spanyol bermain tidak terlalu padu.
Bahkan jika dicermati sejak awal laga mereka di Piala Dunia 2022, ada tren menurun yang terjadi pada pasukan besutan Luis Enrique.
Dari awalnya menang besar 7-0 atas Kosta Rika, kemudian imbang lawan Jerman (1-1), kalah dari Jepang (1-2) dan kini disingkirkan Maroko.
Kemenangan Maroko atas Spanyol jelas menjadi momen spesial bagi seluruh negara benua Afrika dan tanah Arab.
Apalagi Piala Dunia 2022 ini adalah piala dunia yang pertama dimainkan di jazirah Arab (Timur Tengah).
Sementara itu, penjaga gawang timnas Maroko, Yassine Bounou jelas menjadi pahlawan di drama adu penalti kemarin.
Namun Bounou tetap merendah dan mengatakan hal itu tidak lepas dari faktor keberuntungan.
"Ada sedikit perasaan, keberuntungan," kata Bounou.
"Saya sendiri tidak bisa banyak berkata-kata tentang itu," kata Bounou yang masih dalam momen euforia.
Luis Enrique Akui Salah Pilih Algojo Penalti
"Ini adalah tanggung jawab saya," kata Luis Enrique setelah laga.
"Saya memilih tiga algojo penalti, yang saya pikir adalah yang terbaik. Namun ternyata, kami bahkan belum sampai ke algojo keempat (sudah kalah)."
"Di satu sisi Bounou adalah kiper spektakuler dalam hal ini, dia punya persentase tinggi yang bagus dalam menebak arah bola. Dia hebat," tandas Enrique.
Jika timnas Maroko mengukir sejarah apik di Piala Dunia 2022, lain halnya bagi Spanyol.
Kekalahan dari Maroko membuat Spanyol menjadi tim kedua dalam sejarah Piala Dunia, yang tidak berhasil mencetak gol dalam adu penalti.
Rekor buruk itu sebelumnya dipegang oleh Swiss saat gagal mencetak satu pun gol dalam adu penalti melawan Ukraina di babak 16 besar Piala Dunia 2006.
Tak hanya itu, Juara Dunia 2010 itu juga sekarang untuk ketiga kalinya gagal melangkah ke perempat final dalam tiga partisipasi terakhir mereka di Piala Dunia.