Dua sektor itu menjadi tumpuan besar. Sayangnya, di laga puncak kemarin, Minggu (11/12/2022), penampilan Ginting agak jauh dari ekspektasi.
Sementara di ganda putra, tidak disangka justru hanya Ahsan/Hendra yang lolos, di saat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang banyak diharapkan mampu ke laga puncak.
Hasil itu memang bukan hasil buruk, namun PBSI kiranya perlu benar-benar melakukan evaluasi besar atas kegagalan dua target itu.
Bertumpu pada Ahsan/Hendra jelas tidak bisa terus-terusan dilakukan meski The Daddies memang hebat seakan tak habis dimakan usia. Namun lolosnya Ahsan/Hendra ke final sedangkan gagalnya Fajar/Rian di semifinal, jelas harus menjadi perhatian khusus.
Kemudian kekalahan Ginting yang cenderung cukup telak dari Viktor Axelsen juga harus menjadi perhatian PBSI. Itu adalah kekalahan keenam Ginting secara beruntun dari Axelsen, yang semuanya terjadi di tahun ini.
Padahal, PBSI sempat gembar-gembor melakukan persiapan di mana ada ajang Bright Up Cup Challenge pada sekitar beberapa minggu sebelum BWF World Tour Finals 2022.
Bright Up Cup Challenge yang turut mengundang sejumlah wakil dari Malaysia dan Thailand, dianggap jadi persiapan untuk BWF World Tour Finals 2022 meski kesannya terlalu mepet.
Namun sayangnya, hasil akhirnya tetap saja nihil juara.
Satu lagi evaluasi besar yang harus diperhatikan adalah keberadaan pelatih tunggal putra PBSI. Coach Irwansyah selama ini masih terus dibiarkan melatih sendiri tanpa pendamping sejak Hendry Saputra Ho mengundurkan diri.
Sampai berita ini dimuat, belum ada tanda-tanda atau desas-desus siapa yang akan mengisi kursi kepala pelatih tunggal putra PBSI.
Source | : | SportFEAT.com,PBSI |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |