Gary Neville yang sempat mengecam Cristiano Ronaldo akibat wawancara kontroversialnya dengan Piers Morgan tak mampu menyembunyikan rasa ibanya.
"Saya ingin menyebut Cristiano Ronaldo karena saya melihat foto dia menangis di terowongan," kata Neville dikutip Sportfeat dari Metro.co.uk.
"Itu adalah gambar yang mengerikan bagi saya."
"Itulah momen di mana dia tahu mimpinya memenangkan Piala Dunia untuk negaranya telah hilang."
"Kita semua pernah berada di sana pada akhir karier kita, tetapi dia adalah salah satu yang terhebat, meski bukan pemain terhebat sepanjang masa."
"Sangat mengerikan melihatnya seperti itu."
"Dia mengalami beberapa bulan yang sulit."
Sementara itu, Cristiano Ronaldo untuk pertama kalinya buka suara soal tersingkirnya ia dari Piala Dunia 2022 lewat postingan Instagram yang di post pada Minggu (11/12) WIB.
"Memenangkan Piala Dunia untuk Portugal adalah impian terbesar dan paling ambisius dalam karier saya," tulis Ronaldo.
"Untungnya, saya memenangkan banyak gelar level internasional, termasuk untuk Portugal, tetapi menempatkan nama negara kami di yang terbesar di dunia adalah impian terbesar saya."
"Saya berjuang untuk itu. Saya berjuang keras untuk mimpi ini. Dalam lima kali penampilan saya di Piala Dunia selama 16 tahun, selalu bersama pemain-pemain hebat dan didukung oleh jutaan rakyat Portugal, saya memberikan segalanya."
Baca Juga: Piala Dunia 2022 - Sumpah Serapah Lionel Messi Soal Kepemimpinan Wasit di Laga Argentina vs Belanda
"Saya memberikan segalanya di lapangan. Saya tidak pernah menyerah dalam perjuangan atau mimpi. Sayangnya, kemarin mimpi itu berakhir."
"Tidak ada gunanya bereaksi terlalu marah. Saya hanya ingin semua orang tahu bahwa banyak yang telah dikatakan, banyak yang telah ditulis, banyak yang telah berspekulasi, tetapi dedikasi saya untuk Portugal tidak pernah berubah untuk sekejap."
"Saya selalu menjadi satu orang lagi yang berjuang untuk tujuan semua orang dan saya tidak akan pernah berpaling dari rekan satu tim dan negara saya."
"Untuk saat ini, tidak banyak lagi yang bisa dikatakan. Terima kasih, Portugal. Terima kasih, Qatar. Mimpi itu indah saat itu berlangsung."
"Sekarang, saatnya untuk membiarkan sejarah menceritakan kisahnya dan bagi setiap orang untuk menarik kesimpulan mereka sendiri," pungkasnya.
Source | : | Metro.co.uk |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |