Sebagai informasi, memberikan kontrak dua musim untuk pembalap rookie, sebelumnya sama sekali bukan tipikal tim pabrikan Austria itu.
Setidaknya sudah tiga pembalap menjadi korban keegoisan KTM, yang selalu kukuh hanya mau memberikan kesempatan satu tahun saja untuk setiap rookie yang mereka angkat ke kelas MotoGP.
Iker Lecuona, Raul Fernandez dan Remy Gardner adalah contoh-contohnya.
Dua dari tiga nama itu bahkan sudah harus langsung terdepak dari MotoGP usai hanya mengecap satu musim di kelas utama.
Remy Gardner mungkin yang paling miris, karena sebagai juara dunia Moto2 2021, ia malah dikesampingkan oleh KTM sendiri.
Padahal, satu musim di kelas utama jelas waktu yang belum ideal untuk para rookie.
Namun, dahulu KTM kukuh, egois dan keras kepala, hanya mau hasil cepat yang bisa langsung dilihat selama setahun.
Akan tetapi, kali ini KTM tampaknya mulai bertekad berubah.
CEO KTM, Stefan Pierer mengakui bahwa ada kesalahan pada mereka.
Stefan menilai keputusan KTM sebelumnya dengan hanya mengontrak semusim saja untuk para rookie tidak lepas dari banyaknya talenta pembalap muda dari KTM, yang juga memiliki akademi balap itu.
"Itulah kelemahan dari kerja keras yang dilakukan sebelumnya. Kami sekarang memiliki terlalu banyak pembalap muda dalam penawaran kami," kata Pierer.
"Kami akan belajar, apa yang harus dilakukan oleh rookie seperti Augusto Fernandez, selama dua tahun di kelas utama nanti," ucap Pierer lagi.
Sementara Manajer Senior KTM Hubert Trunkenpolz juga menegaskan bahwa mereka tidak akan tergesa-gesa lagi dalam memaksa pembalap untuk naik kelas.
"Tentu kami tidak akan lagi membuat kesalahan dengan mempromosikan bakat terlalu dini di MotoGP. Itu adalah pelajaran untuk musim 2022," katanya.
"Bakat harus terbiasa dengan bobot motor Moto2 yang lebih besar. Dan kemudian di MotoGP ada kekuatan dua kali lipat. mesin. Ini adalah perubahan yang cukup drastis (perlu waktu untuk beradaptasi)," akunya.
Source | : | Marca.es |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |