Remy Gardner juga sempat di-PHP oleh KTM. Dijanjikan masih akan dipertahankan, namun yang ada malah ia tidak diprioritaskan dan didepak dari tim.
Imbasnya, Gardner sudah kehilangan kesempatan untuk melobi tim-tim MotoGP lain yang sudah penuh.
Alhasil Gardner sempat terluntang-lantung tanpa kejelasan sebelum akhirnya ia dilirik tim WSBK untuk musim 2023.
Membelot ke ajang WSBK setelah baru mencicipi debut MotoGP yang hanya seumur jagung, jelas bukan impian Remy Gardner.
Apalagi harus dengan cara menyakitkan seperti itu.
Meski berusaha melupakan, faktanya rasa sakit hati Remy Gardner masih terasa, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan.
Itu terlihat dari jawaban Gardner ketika ditanya tentang format baru MotoGP 2023, yang akan ditambah balapan Sprint.
Dengan sikap berusaha tidak mau tahu, Gardner mencoba tak peduli dengan apapun yang kini terjadi di MotoGP.
"Saya tidak peduli," kata Gardner dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Itu bukan urusan saya lagi. Saya tidak akan datang untuk menonton. Sampai kapanpun kalian juga tidak akan menemukan saya," tegasnya.
Remy Gardner yang musim depan berada di naungan tim Yamaha di WSBK 2023, berharap masih bisa menyalakan mimpinya.
Meraih podium bahkan bisa menjadi salah satu pembalap top WSBK mungkin bisa jadi jalan baru kariernya.
"Saya harap kami bisa berjuang untuk podium, karena itulah yang saya inginkan. Saya tidak mau jadi pembalap yang di urutan terakhir lagi," kata Gardner.
Sementara itu ketika ditanya soal pengalaman dengan RC16 -motor MotoGP KTM- Remy Gardner membahas dengan bahasa yang ketus dan menyindir.
Ia mengkiaskan bahwa motor tersebut seperti motor matic yang akselerasinya lebih tinggi dari Ducati.
"Jujur saja, saya naik motor itu hanya untuk seperti membahayakan diri. Sekarang sangat lega dan menyenangkan sekali saya tidak perlu melakukan itu lagi," pungkasnya.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |