SportFEAT.com - Ganda campuran nomor satu dunia asal China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong menceritaka mengapa mereka bisa mendominasi di tahun 2022.
Zheng/Huang total meraih delapan gelar di sepanjang tahun 2022.
Delapan gelar itu termasuk Kejuaraan Asia, Kejuaraan Dunia, dan World Tour Finals.
Namun prestasi itu tak datang begitu saja usai mereka sempat mengalami kesulitan di awal tahun.
Baca Juga: Jawaban PBSI Soal Peluang Menarik Dejan/Gloria ke Pelatnas Cipayung
Kekalahan menyakitkan mereka di final Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar tahun lalu menjadi awalnya.
Keduanya bahkan sempat dipisah oleh asosiasi bulu tangkis China, Zheng Si Wei dengan Zhang Shu Xian, sedangkan Huang Ya Qiong dengan Ou Xuan Yi.
Namun keputusan itu tak membuahkan hasil.
Siwei/Ya Qiong akhirnya kembali di pasangkan di Kejuaraan Asia 2022.
Hal itu berbuah manis dengan gelar juara.
Siwei/Ya Qiong mengaku jika dipisahnya mereka menjadi momen penting bagaimana mereka bisa mendominasi turnamen sepanjang tahun 2022.
"Tentu saja, kekalahan kami di Olimpiade berdampak besar bagi kami," kata Siwei dikutip Sportfeat dari The Star.
Baca Juga: PBSI Isyaratkan Pelatih Baru, Pelatih Tunggal Putra Indonesia Segera Lengkap?
"Itu menyakiti kami dan membuat kami bertekad, dan mengajari kami untuk menjadi lebih stabil secara mental," imbuhnya.
Ya Qiong menambahkan bagaimana dengan pasangan berbeda membantu mereka saat kembali di pasangkan.
“Kami mencoba taktik yang berbeda dengan mitra yang berbeda, yang membantu kami memahami kekuatan kami sendiri," sambung Ya Qiong.
"Jadi ketika kami berkumpul kembali, kami dapat menggunakan kekuatan ini untuk menjadi lebih baik sebagai kemitraan,” tutur Ya Qiong.
Sebagai informasi, Si Wei/Ya Qiong hanya dua kali menelan kekalahan di tahun 2022.
Kekalahan itu didapat dari Wang Yilyu/Huang Dongping di semifinal All-England pada bulan Maret.
Sedangkan satu kekalahan di dapat dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino di empat besar Japan Open 2022.
Source | : | Thestar.com.my |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |