SportFEAT.com - Situasi yang sama dengan Indonesia membuat Nova Widianto yakin namun tetap realistis memoles ganda campuran Malaysia usai mundur dari PBSI.
Mantan pemain ganda campuran Indonesia yang pernah dua kali juara dunia itu akan mengenyam pengalaman baru sebagai pelatih di BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia).
Nova Widianto yang juga peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Liliyana Natsir itu akan menjadi Kepala Pelatih Ganda Campuran BAM.
Keputusan tersebut diambil Nova Widianto setelah memutuskan mundur dari PBSI per Desember 2022.
Baca Juga: Nova Widianto Tegaskan Tak Ada Masalah dengan Siapa pun usai Memutuskan Keluar dari PBSI
Pengalaman melatih di luar Indonesia ini, menjadi pengalaman perdana bagi Nova.
Meski begitu, ada tantangan besar yang justru sangat disambut Nova.
Nova menyebutkan bahwa situasi ganda campuran Malaysia di BAM tak ubahnya seperti situasi di PBSI dan Indonesia.
Di BAM, Nova harus bekerja keras untuk menaikkan dua pasangan muda ganda campuran Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei (rank 157) dan Hoo Pang Ron/Teoh Mei Xing (169).
Kedua pasangan itu menjadi harapan BAM untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Akan tetapi, mereka juga harus bersaing dengan pasangan non-pelatnas yang sedang naik daun dan memiliki peringkat lebih tinggi.
Seperti halnya Tan Kiang Meng/Lai Pei Jing (rank 5) dan Goh Soon Huat/Lai Shevon Jamie (rank 9).
"Ini adalah tantangan besar bagi saya karena saya harus bekerja dengan pasangan muda yang peringkat dunianya masih rendah," kata Nova Widianto dikutip Sportfeat dari The Star.
"Meski tugas ini berat saya optimistis bisa membawa setidaknya satu pasangan BAM ke Olimpiade."
"Jika Tang Jie/Ee Wi dan Pang Ron/Mei Xing bekerja keras dan percaya pada kemampuan mereka, itu bisa tercapai," tandasnya.
Kendati optimistis, Nova tetap menatap dengan realistis.
Dengan kurun waktu yang tinggal satu setengah tahun menuju Olimpiade Paris 2024, tentu bukan hal mudah untuk meloloskan 2 pasangan sekaligus.
Terlebih peta persaingan ganda campuran dunia begitu sengit.
"Tentu saja saya ingin melihat keduanya memiliki kesempatan lolos ke Olimpiade, tapi kita harus realistis," kata Nova.
"Karena mereka hanya punya waktu singkat, satu setengah tahun untuk mencapai 10 besar dunia," ucap Nova.
"Selain itu kita juga harus mempertimbangkan dua pasangan independen yang ada di 10 besar. Pasti mereka juga ingin mengklaim dua tiket itu," katanya.
"Ini situasinya hampir sama di PBSI, di mana kami harus bekerja dengan pasangan muda selama lebih dari setahun. Itu bukan hal baru bagi saya," katanya lagi.
Kabar baik bagi Nova, anak didiknya yang baru, baru saja mengecap prestasi di rumah sendiri.
Hoo Pang Ron/Teoh Mei Xing mengamankan gelar Malaysia International Challenge 2022 pekan lalu.
Sedangkan Chen Tang Jie/Toh Ee Wei juga baru saja menang di Banglandesh International Challenge.
"Ini adalah pertama kalinya saya melatih di luar Indonesia dan saya akan bekerja sangat keras untuk meningkatkan level tidak hanya dua pasangan utama tetapi kombinasi lainnya karena kami memiliki kedalaman di ganda campuran," tambah Nova.
"Kedua pasangan ini memiliki potensi untuk melangkah jauh. Mereka memenangkan gelar IC Bangladesh dan Malaysia dan juga mendapatkan hasil yang baik dengan mitra lainnya," pungkasnya.
Source | : | Thestar.com.my |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |