Saat itu, Ducati berhasil meraih gelar juara pembalap pertama sepanjang sejarah bersama Casey Stoner pada musim 2007.
Ducati memproyeksikan, Dani Pedrosa untuk menjadi rekan setim Casey Stoner.
Namun upaya itu gagal usai Dani Pedrosa menolak tawaran tersebut.
Keputusan Dani Pedrosa itu tak terlepas dari motor Ducati (Desmosedici) yang saat itu masih sulit untuk dikendalikan.
Baca Juga: Revolusi Honda Bukan Wacana, Ganti Personil dari Atas Sampai Bawah bahkan Kepala Proyek RC213V
Ducati pun pada musim 2009 diperkuat Casey Stoner dan Nicky Hayden yang menggantikan posisi Marco Melandri.
"Saya mencoba menilai situasi dengan Ducati karena kami semua mendengar itu adalah motor yang sulit," kata Pedrosa dikutip Sportfeat.com dari Speedweek.
"[Marco] Melandri mengalami banyak masalah dengan motornya, secara umum semua rekan setim Stoner mengalami kesulitan dengan motor itu."
Dani Pedrosa mengaku tak ingin berpisah dengan Honda pada saat itu.
Ia pun pada akhirnya memperkuat Honda hingga pensiun pada musim 2018.
"Hati saya selalu tertuju pada balapan untuk Honda. Pada saat itu dalam karier saya, saya tidak mempertimbangkan untuk pergi ke Ducati," sambung Dani Pedrosa.
Baca Juga: Sosok Ini Membuktikan Jika Yamaha Bukan Motor untuk Fabio Quartararo Saja
"Yang pasti saya terkejut dengan tawaran itu, karena saya tidak pernah berencana untuk beralih."
"Tentu saja itu membuat saya berpikir tentang hal itu."
"Tetapi pada akhirnya itu tidak pernah benar-benar menjadi pilihan," tukasnya.
Meski bukan di Ducati, Dani Pedrosa dan Casey Stoner pada akhirnya menjadi rekan satu tim di Repsol Honda pada musim 2011 hingga 2012.
Kini setelah pensiun, Dani Pedrosa berperan menjadi pembalap penguji bagi KTM.
Pada musim 2021 Dani Pedrosa mendapat wild card untuk KTM di sirkuit Red Bull Rings.
Di momen comebacknya itu, pembalap yang identik dengan nomor 26 itu mampu finis di posisi ke-10.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |