SportFEAT.com - Eks manajer Suzuki, Livio Suppo menilai diadakannya sprint race mulai MotoGP 2023 tidak akan berdampak banyak.
MotoGP mencoba mengadaptasi balapan sprint race yang sebelumnya diperkenalkan di ajang F1.
Balapan sprint race akan memulai debut pada MotoGP 2023 dan rencananya akan digelar di tiap serinya pada hari Sabtu.
Artinya, balapan pada MotoGP 2023 akan bertambah dua kali lipat dari musim sebelum-sebelumnya.
Baca Juga: Di Balik Bersinarnya Aprilia di MotoGP, Ternyata Kesulitan Cari Sponsor
Perolehan poin yang ditawarkan sprint race sendiri lebih sedikit dengan balapan pada hari Minggu.
Sprint race menawarkan poin 12-9-7-6-5-4-3-2-1 dan berpengaruh ppda penambahan poin di klasemen Kejuaraan Dunia MotoGP.
Tujuan diadakannya sprint race ini sebenarnya untuk meningkatkan daya tarik kepada penonton MotoGP.
Seperti yang telah diketahui, sepeninggal pembalap kondang seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, MotoGP mengalami penurunan dalam hal jumlah penonton.
Livio Suppo sebenarnya setuju jika sprint race bisa meningkatkan jumlah penonton di hari Sabtu.
"Balapan pasti menarik lebih banyak orang dari pada hanya sesi kualifikasi," kata Livio Suppo dikutip Sportfeat dari Tuttomotoriweb.it.
Baca Juga: Fabio Quartararo Tinggalkan Helm Scorpion, Tahun Baru Ganti Helm ke HJC di MotoGP 2023
Namun menurut Livio Suppo yang telah lama berkecimpung di olahraga balap, ia menilai hal itu akan sia-sia jika untuk meningkatkan daya tarik kejuaraan MotoGP.
Pasalnya, jika melihat di ajang World SuperBike, balapan pada hari Sabtu tak membuat kejuaraan tersebut kian populer.
"Bukti nyatanya adalah World Superbike (WSBK), yang selalu memiliki 2 balapan, sekarang bahkan 3 balapan, dan meskipun demikian belum menjadi kejuaraan yang sangat populer."
"Meningkatkan jumlah balapan tidak cukup untuk meningkatkan animo."
Selain memberikan kritikan, Livio Suppo memberikan masukan untuk membuat MotoGP memiliki daya tarik.
Menurutnya para pihak yang terkait harus memikirkan bagaimana MotoGP menjadi ajang balapan yang mudah untuk menyalip.
Baca Juga: Fabio Quartararo Tak Cemas Andaikan Keluar dari Yamaha di Masa Depan
"Saya punya ide yang terinspirasi oleh F1, yaitu menggunakan lowerer belakang hanya pada titik-titik tertentu saat mengikuti pembalap, seperti (Drag Reduction System) DRS," sambungnya.
"Hal yang paling spektakuler di MotoGP adalah menyalip, mungkin di lap terakhir."
"Tidak ada yang lebih baik dari hasil akhir seperti (Andrea) Dovizioso versus (Marc) Marquez."
"Mereka membuat Anda tersentak di depan TV dan membuat Anda ingin menonton balapan berikutnya. Ini bisa jadi ide yang ditiru dari F1," tukasnya.
'Pertanyaannya adalah bagaimana membuat MotoGP menjadi sesuatu yang ingin ditonton orang dengan segala cara. Balapan sprint tidak akan mencapai apa pun dalam hal ini."
Source | : | tuttomotoriweb.it |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |